Masyarakat saat ini semakin dimudahkan dalam menjalin komunikasi bahkan lintas Negara. Berbagai informasi bisa didapat dengan mudah hanya dengan membuka gadget di kantong celana anda. Dengan akses internet yang semakin luas di Indonesia mendukung media sosial bermunculan dari waktu ke waktu. Sebut saja diantaranya Friendster, Facebook, Twitter, Youtube, Instagram dan masih banyak yang lainnya.
Menurut survei yang diselenggarakan oleh We Are Social yang dimuat dalam id.techinasia.com bahwa pengguna internet di Indonesia mencapai 88,1 juta dan 79 juta diantaranya adalah pengguna media sosial aktif.
Wow, 79 juta orang aktif di media sosial yang menjadikan media sosial menjadi “lahan bisnis” bagi yang bisa memanfaatkannya. Seperti yang sedang in di Indonesia saat ini yakni banyak kalangan yang membuat vlog (video blog). Kemunculan vlog yang semakin hangat dan banyak ditiru di Indonesia tahun 2014-2016 menggunakan salah satu media sosial penggunggah video yakni Youtube. Dengan bermodal sebuah kamera semua orang bisa membuat vlog dan mengunggahnya. Namun, jika melihat vlog yang bertebaran di Youtube saat ini, orang yang membuat vlog berlomba-lomba mengusung tema yang unik agar dapat dikenal dengan cepat didunia maya. Ini yang menjadi perbedaan dan daya tarik setiap orang di vlog mereka, yaitu kreativitas. Salah satunya adalah Kevin Anggara, remaja laki-laki yang terkenal karena ia mengunggah berbagai macam video tips hingga parodi. Diumurnya yang baru 19 tahun melalui youtube ia terkenal karena vlognya bahkan berhasil mendapatkan peran dibeberapa film Indonesia. Orang yang berlangganan channel Kevin Anggara sekitar 402.300. Nah, yang menjadi pertanyaan kenapa mereka mau untuk terus membuat vlog? Apa mereka mendapat penghasilan dari vlog terebut?
Orang-orang yang menggunggah video lewat youtube dan ditonton jutaan orang mendapat penghasilannya yakni dari iklan berbentuk banner, iklan berbentuk kotak yang ada disamping video, iklan 15 detik yang tidak bisa untuk skip dan iklan 1 menit yang bisa untuk skip. Harga dari setiap iklannya berbeda-beda dan dari iklan tersebut 45% untuk Youtube dan 55% untuk youtuber sendiri. Setiap youtuber mempunyai CPM (cost per thousand) yang harganya berbeda-beda setiap orang dan jika setiap 1000 orang yang menonton iklan tersebut dihalaman seorang youtuber, ia akan mendapatkan sejumlah uang dengan nominal tertentu. Namun, untuk mendapatkan penghasilan ini anda harus menjadi youtube partner, baru anda disebut youtuber. Dan youtuber mendapatkan penghasilannya tersebut dari monetized views yakni jika penonton videonya mengklik iklannya atau menonton iklannya hingga selesai. Begitulah yang saya kutip dari seorang youtuber Indonesia yang cukup terkenal yakni Agung Hapsah.
Selain lewat youtube melaui video, banyak juga yang memanfaatkan media sosial lain yakni Instagram yang merupakan aplikasi pengunggah foto. Melalui Instagram, seseorang bisa membagikan kejadian-kejadian menarik yang ia lakukan untuk diunggah. Penjual online saat ini banyak yang berfokus menggunakan Instagram untuk berbisnis. Selain itu banyak bermunculan tokoh yang bukan selebriti ditelevisi namun terkenal di Instgram atau disebut selebgram. Seperti yang terjadi beberapa waktu lalu, salah seorang selebgram dengan akun @awkarin membuat kehebohan melalui akunnya. Banyak penggemarnya yang mengelu-elukan ia namun banyak juga yang menhujat unggahan-unggahannya di Instagram. Terlepas dari hal tersebut, jika dilihat pada beranda Instagramnya @awkarin sering mendapat endorse (iklan/promosi) berbagai produk. Barang-barang yang didapatkannya kemudian ia unggah dan mempromosikannya lewat Instagramnya. Bahkan ia pun mengajak teman-temannya untuk menjadi endorsement produk-produk yang ditawarkan. Ia masih 19 tahun namun, ia sudah medapat pengahsilan dengan menjadi selebgram dari umur 16 tahun. Tidak tanggung-tanggung penghasilan perharinya jutaan rupiah.
Menjadi terkenal dimedia sosial menjadi tanggung jawab dari sang pengunggah sendiri. Hal yang bisa kita pelajari adalah bisa memanfaatkan peluang dengan hal yang sudah ada (smartphone, kamera, dll). Mereka berbagi informasi mereka dengan masyarakat dan pada akhirnya bisa dikenal banyak orang. Namun, menjadi terkenal dimedia sosial menjadi tanggung jawab dari sang pengunggah sendiri. Bagaimanapun setiap unggahan yang ada dimedia sosial bisa dilihat dan dinilai oleh berbagai kalangan. Negara pun sudah mengaturnya melalui undang-undang. Kita sebagai pengguna media sosial layaknya lebih bijak untuk memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. (PS)