DORIYAKI, JAUH DI MATA, DORI DI HATI

Redaksi Pena Budaya
5821 views
','

' ); } ?>

 

“Kita manusia nggak akan bisa hidup sendirian. Sekuat-kuatnya memendam masalah, sekuat-kuatnya menutupi masalah, kita tetap butuh manusia lain. Mungkin memang nggak bisa menyelesaikan masalah hidup kita, tapi sebenarnya kita hanya membutuhkan orang yang bisa ‘mendengar’ isi hati kita.”

Kalimat tersebut merupakan salah satu kutipan yang diambil dari novel Doriyaki. Doriyaki merupakan buku yang berisi kehidupan sang penulis, Andori Andriani. Berawal dari kehidupan masa kecil di Jepang yang cukup bahagia, dan seiring berjalannya waktu keluarga Andori mulai mengalami keretakan, pertengkaran yang menyakitkan, sampai akhirnya memutuskan pulang ke Indonesia. Kondisi keluarganya juga tidak membaik sampai akhirnya kedua orang tuanya memutuskan untuk bercerai.

Dalam buku Doriyaki terdapat kisah percintaan yang dialami sang penulis, kisah hubungan jarak jauh atau sering dikenal dengan long distance relationship. Seperti yang kita ketahui, hubungan jarak jauh tidaklah mudah. Banyak yang meragukan hubungan sang penulis dengan kekasihnya akan berjalan dengan lancar.

Gaya penulisan yang digunakan sang penulis terlihat seperti menceritakan langsung kepada para pembaca tentang kehidupannya. Novel tersebut menggunakan bahasa pergaulan sehari-hari yang mudah dimengerti oleh berbagai kalangan. Selain itu, buku ini juga menyisipkan beberapa kata dan kalimat dalam bahasa Jepang.

Kelemahan yang terdapat dalam novel ini yaitu alur cerita yang tidak berurutan, sehingga membuat pembaca kesulitan mengetahui urutan kejadian. Selain itu, penulis kurang fokus terhadap pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca, misalnya penulis ingin memberikan motivasi untuk menggapai mimpi tetapi di dalam cerita tidak ada usaha keras yang ditunjukkan ketika sang penulis ingin kuliah di Jepang.

Novel ini memberi amanat kepada pembaca untuk tidak pernah berhenti bermimpi karena ada seribu lebih jalan menuju impian kita. Jangan biarkan hidup kita mengalir begitu saja mengikuti takdir yang ada dan berusahalah untuk bersabar dalam menjalani ujian hidup yang kita alami, karena Tuhan tidak akan memberi ujian melebihi kemampuan hamba-Nya. (Nada Afifah Ramadhanti).

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Lainnya

Inspirasi Budaya Padjadjaran