Pandemi Membuat Saya Belajar Mencintai Diri Sendiri selama Masa Karantina

Redaksi Pena Budaya
977 views
','

' ); } ?>

Terhitung sudah kurang lebih selama 4 bulan sejak Maret lalu karantina diri dilakukan. Tidak ada yang menduga bahwa kejadian seperti ini akan terjadi. Pada awal tahun, ketika semua orang berbahagia menyambut tahun baru, mereka semua bersenang-senang menghabiskan waktu terakhir di tahun 2019 yang kemudian membuat berbagai resolusi dan rencana untuk satu tahun ke depan mengenai hal-hal yang belum dan ingin dicapai tanpa tahu apa yang akan terjadi beberapa hari, minggu, bahkan bulan yang akan datang.

Semua merencanakan segala sesuatunya dengan optimis hingga akhirnya kekecewaan itu muncul karena pandemi yang mengharuskan segala aktivitas dibatasi. Pemerintah melakukan berbagai kebijakan pada setiap tahapannya, mulai dari social dan physical distancing, kemudian PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) hingga akhirnya berada di tahapan New Normal.

Hal tersebut mengharuskan setiap orang untuk mengatur ulang rencana yang telah dibuatnya. Tidak sedikit yang meluapkan keluh kesahnya melalui media sosial karena harus berada di rumah sampai waktu yang belum dapat dipastikan. Banyak sekali peristiwa sedih yang telah terjadi beberapa bulan kemarin yang membuat masyarakat Tanah Air kehilangan orang yang dicintainya. Tidak ada yang menduga bahwa lembaran baru di awal tahun ini banyak dilalui dengan kejadian sedih bagi setiap orangnya.

Saya melihat pandemi ini sebagai suatu hal yang membuat orang-orang menjadi saling berusaha untuk menguatkan satu sama lain, mendekatkan bahkan mencintai dengan cara yang tidak terduga. Namun, tidak semua orang mendapatkan hal tersebut. Ada yang hanya sekadar melihat kebahagiaan temannya dari media sosial dengan harap-harap dirinya akan mendapat kebahagiaan tersebut juga.

Hingga akhirnya hal tersebut menjadi suatu kesedihan bahkan tekanan yang menimbulkan rasa iri dan kecemburuan dalam hati. Padahal, perlu diketahui bahwa kebahagiaan hidup kita bukanlah orang lain yang menentukan, tapi pada kenyataannya masih banyak saja yang merasa insecure hingga akhirnya membandingkan dirinya dengan orang lain.

Insecurity atau insecure merupakan perasaan tidak aman yang pasti pernah dirasakan oleh setiap orang. Biasanya perasaan tersebut terjadi ketika seseorang merasa malu dan bersalah akan kekurangan dan ketidakmampuannya terhadap sesuatu hal. Pada saat seseorang merasakan salah satu dari beberapa hal tersebut, orang cenderung akan hidup dalam rasa ketakutan hingga menjadi tidak percaya diri dan terlalu banyak pikiran dalam dirinya. Hal tersebut menunjukkan bahwa mereka menilai diri sendiri terlalu rendah karena selalu membandingkan diri dengan orang lain.

Adanya pandemi ini bisa membuat seseorang lebih sering merasa insecure karena kurangnya kegiatan dan interaksi yang dilakukan secara langsung. Banyak yang menghabiskan waktunya hanya dengan bersantai sambil terus melihat kehidupan orang lain melalui media tanpa disadari bahwa waktunya terbuang begitu saja dengan sia-sia.

Ada baiknya jika kita bisa fokus terhadap diri kita selama masa karantina, mulai dari memperbaiki pola istirahat dengan mengatur waktu tidur yang cukup, pola olahraga yang rutin dilakukan setiap paginya, pola makan, hingga pola kegiatan yang dilakukan secara terjadwal setiap harinya supaya kita bisa memanfaatkan waktu karantina ini dengan sebaik-baiknya untuk mencapai beberapa hal selama di rumah aja, seperti mengembangkan potensi soft skill dan melatih diri.

Dikutip dari akutahu.com, beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencintai diri sendiri, yaitu menerima diri apa adanya dan yakini bahwa tidak ada yang sempurna karena setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jadilah diri sendiri dan berhenti untuk mengikuti standar orang lain, percaya diri pada potensi yang dimiliki, lakukan hal yang disukai tanpa takut pendapat negatif orang lain. Jika kita melakukan kesalahan, terimalah dan jadikan hal tersebut menjadi suatu pelajaran yang kemudian kita perbaiki.

Terkadang kita terlalu banyak mengeluh, selalu ingin mengikuti dan memenuhi keinginan dalam hati kita, misalnya bosan di rumah dan ingin pergi keluar. Padahal banyak orang di luar sana yang sedang berjuang untuk membuat keadaan menjadi lebih baik, banyak yang sedang menghadapi sulitnya hidup karena pandemi, tapi kita?

Selama di rumah, mungkin kita lebih banyak menggunakan waktu untuk bersenang-senang, maka dari itu kita perlu membuat suatu jadwal kegiatan yang berbeda tiap harinya supaya tidak merasa bosan dengan pengulangan kegiatan yang begitu-begitu saja. Terlebih di zaman sekarang yang sudah canggih ini, banyak sekali hal yang bisa kita jelajahimelalui internet, mencari tahu dan mempelajari hal-hal baru. Time is precious, waste it wisely.

Yuk, kita bersama-sama hadapi pandemi ini, gak hanya kamu yang bosan di rumah aja, kok. Banyak yang sudah ingin keluar juga untuk menjalani dan menikmati kehidupan seperti biasanya. Namun, untuk saat ini, kita sabar dulu, ya. Pasti bisa. (Nad/Zai)

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Lainnya

Inspirasi Budaya Padjadjaran