Hari ini (14/01) telah diadakan audiensi bersama rektorat yang merupakan forum lanjutan dari ditundanya audiensi forum Satu Hari Bersama Bapak yang tadinya direncanakan digelar pada hari Selasa (12/01).
Forum pertama setelah penundaan ini masih berfokus soal tuntutan mahasiswa yang menginginkan pembebasan UKT golongan 1-2, pemotongan UKT 50% untuk golongan 3-5, menuntut transparansi dalam setiap tahapan kebijakan UKT, dan menuntut agar rektorat bersikap adil dalam memutuskan perihal kebijakan UKT ini nantinya.
Dari pihak rektorat yang diwakilkan oleh Prof Arief Kartasasmita selaku Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan menegaskan bahwa dari pihak rektorat masih memberlakukan kebijakan semester ganjil lalu. Di mana kebijakan itu berisi bahwa setiap mahasiswa mendapatkan penyesuaian asalkan ada bukti yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Bahkan menurutnya, kebijakan tahun lalu adalah kebijakan yang paling adil diterapkan ketimbang menyamaratakan pemotongan 50% pada tiap golongan mahasiswa.
Forum sempat memanas ketika Wakil Ketua BEM Gama FIB, Allif Pradana, sempat menginterupsi Prof Arief yang akan keluar rapat. Menurut Allif, forum ini harus dihadiri paling tidak oleh salah satu perwakilan rektorat, karena dari mahasiswa sendiri sampai sekarang belum mendapatkan kejelasan yang signifikan terkait persoalan UKT ini. Berbagai perwakilan Fakultas lain juga mengajukan beberapa pertanyaan dan tuntutan kepada pihak rektorat yang terkesan kurang memprioritaskan UKT sebagai agenda utama rektorat.
Pihak rektorat yang diwakilkan oleh Pak Boy maupun Prof Arief ini terkesan kurang mengerti persoalan yang diajukan mahasiswa. Bahkan forum ini sendiri tidak dihadiri oleh beberapa perwakilan rektorat yang harusnya hadir.
Hingga audiensi berakhir lebih dari dua jam tidak menghasilkan keputusan apapun. Meskipun begitu akan diadakan forum lanjutan yang juga tidak ada kejelasan lebih lanjut baik dari BEM Kema Unpad maupun dari Rektorat itu sendiri. (Tim Redaksi)