Aliansi BEM se-Jabar, termasuk BEM Kema Unpad melakukan unjuk rasa yang digelar di gedung DPRD Jawa Barat pada Kamis sore (28/10). Aksi tersebut dilakukan dalam rangka memperingati sekaligus mengevaluasi kinerja pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin selama 2 tahun kepemimpinan.
Kota Bandung yang beberapa kali diguyur hujan hari itu, tidak membuat massa aksi membatalkan aksi meskipun hal tersebut membuat mobilisasi massa sempat terhambat.
Aksi yang dijadwalkan akan berlangsung pada pukul 10 pagi harus molor beberapa jam, sehingga massa aksi yang berkumpul di Gedung IKA (Ikatan Keluarga Alumni) Unpad dan Monumen Perjuangan baru bergerak menuju gedung DPRD Jawa Barat pada pukul 3 sore.
Ketika melakukan long march dari Gedung IKA menuju DPRD Jawa Barat, massa aksi sempat melakukan blokade jalan sambil menyalakan flare di perempatan jalan Dago yang sempat membuat kemacetan dan kegaduhan beberapa saat.
Menurut Andre dari Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ), Cirebon, selaku koordinator lapangan dan korwil Jawa Barat, aksi blokade tersebut merupakan sebuah improvisasi karena melihat pemerintah yang tidak serius menanggapi tuntutan mahasiswa.
“Pemerintah tidak serius menanggapi tuntutan mahasiswa termasuk dalam merespons tuntutan aksi yang pernah dilakukan pada tanggal 21 Oktober dengan 10 tuntutan nasional dan 2 tuntutan daerah di bawah koordinasi BEM SI Kerakyatan,” terang Andre.
Sesampainya di depan gedung DPRD Jawa Barat, puluhan poster dan spanduk yang berisikan berbagai tuntutan diletakan tepat di depan halaman gedung DPRD Jawa Barat. Aksi kemudian dilanjutkan dengan pidato dari berbagai perwakilan BEM Universitas.
Muhammad Rizky Maulana selaku ketua BEM Kema Unpad juga turut berpidato pada kesempatan itu dan menyampaikan poin-poin tuntutan.
Kepala Departemen Propaganda dan Aksi BEM Kema Unpad, Sajid, mengatakan harapan dari aksi ini adalah tercapainya output minimum yang mana disepakati oleh aliansi BEM se-Jabar melalui konsolidasi, mencakup keluarnya anggota DPRD dari gedung untuk menemui massa dan juga tersampaikannya tuntutan-tuntutan yang nantinya disampaikan dan diteruskan kepada pemerintah pusat.
BEM Gama FIB sendiri juga turut hadir setelah aksi-aksi sebelumnya tidak sempat menghadiri aksi yang dilakukan BEM Kema Unpad.
Ketua dan Wakil Ketua BEM Gama FIB, Muhammad Rizki Ramadhan dan Allif Pradana mengatakan bahwa mereka memiliki tujuan yang sama dengan BEM Kema Unpad, yaitu untuk memberikan pengawalan terhadap isu-isu yang ada di Indonesia, bukan sebagai masyarakat suatu daerah tertentu tapi sebagai rakyat Indonesia.
“Partisipasi BEM Gama FIB pada aksi ini merupakan bentuk perwujudan dari kepedulian dan kepekaan mahasiswa terhadap apa yang terjadi di kabinet pemerintahan Jokowi – Ma’aruf yang mana sejalan dengan isu dan tuntutan yang ada dari Gama FIB” Ujar Wakil Ketua BEM Gama FIB, Allif Pradana.
Allif juga menambahkan bahwa FIB tidak akan menutup diri untuk berpartisipasi dalam aksi-aksi lanjutan, entah itu bergerak sendiri ataupun terafiliasi dalam aliansi BEM se-Unpad, seperti diskusi yang termasuk ke dalam mimbar akademik.
Adapun harapan dalam aksi ini dari BEM Gama FIB yaitu, harapan yang disampaikan oleh Gama FIB melalui BEM Kema Unpad bisa terwujud dan apabila aksi ini tidak digubris akan dilakukannya aksi lanjutan.
Massa yang terus bertahan di depan gedung DPRD Jawa Barat sampai sore, setidaknya pukul setengah enam, akhirnya harus puas dengan beberapa pernyataan yang disampaikan oleh divisi Hubungan Masyarakat (Humas) DPRD Jawa Barat sebelum akhirnya dibubarkan untuk kembali ke gedung IKA Unpad.
Pasca aksi, Muhammad Rizky Maulana menyebutkan bahwa ia belum puas dengan aksi ini karena Ketua DPRD selaku pihak yang paling berwenang tidak hadir untuk menemui massa dan melimpahkan kekecewaannya, ia juga menambahkan bahwa perihal aksi lanjutan akan ada bahasan dalam internal BEM Kema Unpad sendiri.