Sex Education, Perlu atau Tabu?

Tasya Yuliyaningsih
1079 views
','

' ); } ?>

Akhir-akhir ini perbincangan terkait dengan Permendikbud Nomor 30 Tahun 2021 yang dikeluarkan oleh Mendikbud Ristek mengenai Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) di lingkungan Perguruan Tinggi ramai diperbincangkan di kalangan mahasiswa. Hal tersebut diakibatkan karena semakin tingginya angka kekerasan seksual di lingkungan perguruan tinggi. Namun, bukan berarti di dalam masyarakat pun nihil akan kejadian kekerasan tersebut. Karena nyatanya, juga banyak kejadian-kejadian kekerasan seksual pada anak juga remaja yang notabene sedang mengalami masa-masa pubertasnya.

Berbicara tentang kekerasan seksual, mungkin di antara kita mengetahui bahwasannya sex education atau pendidikan seks masih terdengar tidak lazim pada masyarakat di Indonesia. Khususnya masyarakat generasi tua atau biasa dikenal dengan Generasi X (kelahiran antara 1930–1980). Kebanyakan orang tua menganggap jika membicarakan atau sekedar ingin tahu terkait seksualitas itu vulgar, bahkan berasumsi orang itu akan melakukan seks.  

Padahal, konsep dalam pendidikan seksual itu bukan hanya tentang hubungan seksual itu sendiri. Dalam artikel yang berjudul “Sexuality Education”, mendefinisikan bahwa pendidikan seksualitas adalah pembelajaran tentang kognitif, emosional, sosial, interaktif dan aspek fisik pada seksualitas.”

Dengan demikian, anak-anak atau remaja akan diberikan informasi atau diperkenalkan tentang anggota tubuh apa saja yang tidak boleh dipegang satu sama lain (antara perempuan dan laki-laki). Selain itu, pada pendidikan seks juga dijelaskan tentang orientasi dan kekerasan seksual, menghilangkan rasa penasaran untuk mencoba berhubungan seks, masalah-masalah terkait seksualitas pada remaja, menyadari dampak dari melakukan seks bebas, bahkan tentang pacaran.

Sex Education penting untuk diajarkan pada anak-anak maupun remaja sebab hal ini bisa mencegah dan meminimalisasi kejadian yang tidak diinginkan seperti misalnya kekerasan seksual. Dengan pemahaman seksual yang memadai, anak-anak maupun remaja bisa mengetahui mana saja yang tidak boleh dipegang orang lain misalnya, dan hal-hal tentang seksualitas yang memang perlu untuk diketahui 

Kendati demikian, pembelajaran seks tidak menjadikan orang berpikiran kotor dan menjijikkan. Justru kita harus mengubah mindset kita karena semakin hari, kasus kekerasan seksual semakin marak terjadi, pendidikan seks adalah salah satu cara agar menghindari hal tersebut disamping memang sistem patriarki yang masih melanggengkan praktek kekerasan tersebut secara langsung maupun tidak langsung. 

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Lainnya

Inspirasi Budaya Padjadjaran