Awal tahun 2022, Omicron, varian baru Covid-19 kembali membuat waspada warga dunia, termasuk Indonesia. Pasalnya, terjadi lonjakan kasus varian Omicron di awal tahun ini. Kondisi tersebut juga semakin memburuk sejak laporan pertama Omicron di akhir tahun 2021.
Terhitung per tanggal 15 Januari 2022, terdapat sebanyak 748 kasus varian Omicron di Indonesia, angka ini merujuk pada data yang dikeluarkan oleh Kemenkes. Angka tersebut mengalami lonjakan dari data Kemenkes pada 12 Januari 2022, yang sebelumnya mencapai 572 kasus paparan Covid-19.
Dibalik lonjakan kasus yang terus meningkat, beberapa pihak menyayangkan penghapusan larangan masuk bagi 14 negara yang sebelumnya ditetapkan.
Seperti yang dilansir dari Kompas.com, langkah ini dinilai terlalu kontraproduktif oleh pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah.
“Ini istilahnya kontraproduktif, ironi juga ya tetapi sesungguhnya lebih menempatkan kepada basis kepentingan ekonomi jadinya, jadi kebijakan itu tidak lagi memprioritaskan pada persoalan yang dihadapi, yang dihadapi ini kan persoalan Covid-19,” ujar Trubus kepada Kompas, Sabtu (15/1/2022).
Kondisi ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga beberapa bulan ke depan. Luhut Binsar Pandjaitan memprediksi akan terjadi puncak gelombang Omicron di awal Februari hingga awal Maret. Oleh karena itu, beliau mengimbau agar kantor kembali menerapkan sistem kerja Work From Home (WFH), seperti yang dilansir dari Republika.
“Kami mengimbau kalau di kantor tidak perlu 100 persen, ya, tidak usah 100 persen yang hadir. Jadi, diatur saja melihat situasinya, apakah dibikin 75 persen untuk dua pekan kedepan,” kata Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan kepada Republika, Minggu (16/1/2022).
Dengan kondisi yang kian memburuk, Pemprov DKI Jakarta membuka kemungkinan untuk kembali melakukan pengetatan PPKM, hal ini dilakukan agar nantinya penyebaran Omicron dapat teratasi. Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga kembali mengevaluasi alur perjalanan dari luar negeri ke Jakarta.
Hal ini dapat dilihat dari peta penyebaran kasus Omicron yang hampir 75% kasus berasal dari para pelaku perjalanan luar negeri, termasuk WNA yang memasuki tanah air dan sisanya merupakan transmisi lokal. Kondisi ini menjadi dasar untuk Luhut Binsar Pandjaitan dalam memberikan himbauan penerapan kembali sistem kerja WFH.
Dalam upaya mencegah penyebaran Omicron, langkah yang dapat diambil adalah dengan menghindari keramaian dan memenuhi dosis vaksin yang dianjurkan. Kedua hal tersebut merupakan tindakan preventif untuk mengurangi kemungkinan paparan virus Covid-19. Adanya vaksin booster disertai kesadaran yang tinggi merupakan aksi paling efektif untuk melawan virus Covid-19 jenis ini.