Lembar 1 : Datang
Kilau, silau, memukau
Meminjam sejenak isi hati banyak orang
Banyak berbisik “aku cinta kau”
Gila memang
Hingga aku, merasakannya pula
Ia datang, dalam lembar yang temaram
Lembar usang tak bertuan
Lembar 2 : Intervensi
Bercakap girang
Indah semesta menjulang
Dalam senyum yang Ia buang
Pada ruang yang merindukan kehangatan
Lihai benar
Intervensinya atas lajur perasaan
Yang dibangun menuju ‘nyata’
Sedang kini ‘abstrak’ tak karuan
Lembar 3 : Persimpangan
Hendak berhenti
Namun pesonanya bak gravitasi
Menarik diri ini pada curam dalam
Meskipun hidup, namun tenggelam
Meskipun indah, namun tak terarah
Simpangan jalan ini
Yang mana yang berarti?
Lembar 4 : Hati
Ia patah
Atas segala perasaan yang tumpah
Ia terhempas
Atas segala harap yang dilepas
Yang paling tau sakitnya
Hanya dirinya seorang
Yang paling tau perihnya
Hanya dialah seorang
Hati yang dulu berbunga
Atas dasar cinta
Lembar 5 : Memahami
Pada lembar temaram
Matanya terpejam
Hingga riuh sorak sorai
Kegaduhan yang indah itu melambai
Lembar temaramnya berbunga
Namun kini ia bimbang
Tak lama bersua
Ia dipatahkan
Oleh harapannya sendiri
Dan kini,
Lembar temaram itu paham
Ia hanya perlu pelita
Yang akan terus datang
Yang akan terus bersamanya
Pelitanya sendiri
Dari dirinya seorang
BACA JUGA Tulisan lain dalam rubrik Puisi dan tulisan Anisah Tsani R. lainnya.