SETELAH DUA TAHUN TATAP MAYA, OPERA BUDAYA KEMBALI DIGELAR SECARA HIBRIDA

Annisa Ayu Shafira
485 views
','

' ); } ?>

Kamis (25/8), Fakultas Ilmu Budaya melaksanakan program Pengenalan Mahasiswa Baru Fakultas yang dikenal dengan sebutan Opera Budaya.

Acara yang melibatkan mahasiswa baru FIB 2022  (Ayi-Ayi Gama) diselenggarakan secara hibrida selama tiga hari di Fakultas Ilmu Budaya dengan melibatkan 270 dari sekitar 800 mahasiswa baru yang datang secara luring.

Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan lingkungan FIB kepada mahasiswa baru 2022. Berisikan serangkaian kegiatan, diantaranya talkshow budaya sastra dan talkshow budaya  mengenai alat musik tradisional karinding.

“Yang membedakan Opera Budaya tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya, kita lebih banyak mengeluarkan konten-konten di Instagram dengan berbagai tema. Misalnya, kesehatan mental; menangani kekerasan seksual; dan lain-lain,” ucap Project Officer Opera Budaya 2022, Noor Zahira.

Pada hari pertama (25/8), tepat setelah upacara penerimaan mahasiswa baru dan pembacaan kontrak mahasiswa. Ayi-Ayi Gama diberikan pembekalan seminar mengenai PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) yang merupakan wadah bagi mahasiswa untuk berinovasi di masyarakat dengan bantuan dana yang diberikan  oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Acara berlanjut dengan Talkshow Budaya dan Sastra yang menitikberatkan mengenai urgensi intelektual kesusastraan bagi mahasiswa. Acara ini dihadiri oleh dosen jurusan Sastra Indonesia, Dr. Mochamad Irfan Hidayatullah S.S., Hum.

Setelah mendengarkan talkshow intelektual kesusastraan, Ayi-Ayi Gama diberikan sedikit hiburan dengan kandaya–sebuah agenda nonton bersama  yang menampilkan film pendek bertajuk “Siapa, Mencari apa?” karya mahasiswa FIB yang mengenalkan mahasiswa baru kepada lingkungan dan keberagaman FIB.

Sumber : Pena Budaya/Husni Rachma 

Di hari kedua (26/8), setelah menyanyikan himne FIB, Ayi-Ayi Gama melakukan pengenalan lingkungan dan fungsi fasilitas FIB dengan berkeliling kurang lebih selama 90 menit. 

Setelah berkeliling Ayi-Ayi Gama dikenalkan dengan kebudayaan FIB melalui talkshow dan karinding show oleh Karinding Attack.

“Kenapa kita memilih karinding? Selain untuk melestarikan kebudayaan karinding yang hampir punah, juga untuk menarik minat Ayi-Ayi Gama mengenai kebudayaan lokal dengan memadukannya dengan musik metal yang digemari kaum muda,” Noor menjelaskan.
Di hari terakhir (27/8), Ayi-Ayi Gama mendapatkan pematerian talkshow dengan subtansi pembuatan CV ATS/Kreatif yang ditujukan untuk memberikan pembekalan kepada Ayi-Ayi Gama di kemudian hari. Dilanjut dengan pemutaran video teater mengenai peran dan fungsi pemuda dengan cara menerapkannya yang disampaikan dari FIB-Rator.

Sumber : Pena Budaya/Ghassan Al Ghifari

Setelah pemberian apresiasi kepada Ayi-Ayi Gama, acara diakhiri dengan panggung bebas yang diisi  dengan penampilan  akustik dari Divisi Kandaya.

BACA JUGA Tulisan lain dalam rubrik Liputan dan Berita atau tulisan Annisa Ayu Shafira lainnya.

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Lainnya

Inspirasi Budaya Padjadjaran