Hilang! Setiap orang pasti pernah merasakan yang namanya kehilangan. Baik itu kehilangan barang maupun orang yang kita cintai. Tapi, apakah kita bisa mengambil hikmahnya dari kehilangan tersebut? Mungkin jawabannya ada pada diri masing-masing. Ketika ditanya bagaimana rasanya saat kehilangan sesuatu. Pasti sakit, galau, bahkan kalau tidak bisa menjaga kedewasaan (kekanak-kanakan) kita bisa marah-marah tidak jelas. Oleh karena itu, kehilangan bukanlah sesuatu yang terlalu dipermasalahkan. Semuanya tergantung dari bagaimana kita menyikapinya.
Tapi, apa jadinya kalau kita mengalami kehilangan barang kita di tempat ibadah seperti masjid? Akhir-akhir ini kehilangan di masjid/mushola menjadi makanan telinga kita sehari-hari. Lalu, bagaimana dengan mushola Almushlih di Fakultas tercinta kita Ilmu Budaya? Dan bagaimana DKM Al-Mushlih menyikapinya? Inilah hasil wawancara dari ketua baru DKM Al-Mushlih Ridwan Kamaluddin Sastra Arab 2014.
“Alhamdulillah untuk Mushola Al-Mushlih sendiri tidak terlalu sering terjadi kehilangan. Terutama kehilangan Tas. Tapi, untuk kehilangan sandal dan sepatu inilah yang sering terjadi di Al-mushlih. Rasionya kurang lebih 3 bulan sekali untuk berita kehilangan tas, dan untuk sandal dan sepatu kurang lebih sebulan bisa lima kali kejadian.”
“Itu yang mencuri lagi butuh barangnya aja. Kita do’akan saja yang mencuri bisa diberi hidayah. Aamiin. Usaha dari DKM Al-Mushlih dilakukan. Mereka sudah memperingatkan dengan tulisan-tulisan di pintu masjid. Selain itu, juga sudah mengumpulkan dana buat CCTV ataupun lemari yang berkunci. Kendalanya kita butuh dana yang tidak sedikit terutama untuk CCTV sendiri. Dari kita juga belum mandiri dan masif dari divisi pendanaan.” pungkas Ridwan, kembali menjelaskan.
Ridwan juga menghimbau masyarakat FIB agar lebih berhati-hati untuk menjaga barang bawaan saat di mushola. Sebaiknya, ketika sholat tas diletakkan di depan. Kemudian, untuk sandal/sepatu sebaiknya dimasukan ke dalam plastik lalu dibawa kedalam saja.karena, jika sudah terjadi kehilangan dari pihak DKM tidak bisa membantu banyak. “Susah mencari pencurinya kalau tidak ada bukti yang kuat. Nanti malah jatuhnya ke pencemaran nama baik kalau kita asal menuduh orang kan.” ujar Ridwan.
Kang Ridwan Kamal, selaku ketua baru DKM Al-Mushlih mengatakan bahwa beliau berencana melanjutkan pemikiran tahun lalu. Tapi untuk yang lebih ditekankan lagi memiliki lemari sandal. Karena CCTV dirasa terlalu mahal, dan tidak mudah mencari dana untuk membelinya. Ridwan Kamal juga akan mengupayakan fasilitas lemari yang memiliki kunci untuk mushola Al-Mushlih dalam kepengurusannya di tahun ini. (Multazim, Dmitry)