Pada hari Minggu (7/11) lalu, telah berlangsung acara AYIC: Asean Youth Initiative Conference 2021 yang diselenggarakan secara online melalui Zoom Meeting dengan topik Youth Action for Better Development in ASEAN. Pembicara pertama, Prof. Teuku Afrizal, Ph.D., membawakan materi tentang Youth Engagement in Sustainable Development Goals of Southeast Asia. Materi tersebut berkaitan tentang keterlibatan pemuda dalam meraih Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Asia Tenggara.
Beliau mengatakan bahwa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) adalah visi bersama dengan prinsip inti yang tidak ada satupun yang tertinggal. Beliau juga menjelaskan tentang proses yang dilakukan secara global dari tahun ke tahun terkait kepentingan lingkungan.
Gagasan yang diusulkan dalam perubahan pola pembangunan menuju Pembangunan Berkelanjutan adalah “Pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.”
Kemudian pembicara kedua, Christiana Sagala, menjelaskan materi tentang Youth Action for The Better in ASEAN’s Development (Aksi Pemuda dalam Pembangunan ASEAN yang lebih baik), seperti peran pemuda dalam pembangunan berkelanjutan, aksi yang telah dilakukan oleh pemuda dalam mendukung SDGs di ASEAN. Selain itu, Christiana juga memaparkan kendala yang dihadapi pemuda saat mengambil tindakan dalam mencapai SDGs, dan rekomendasi tentang bagaimana pemuda dapat mendorong perubahan dalam mencapai SDGs 2030.
Christiana memaparkan, cara membangun kesadaran dan keterlibatan pemuda dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) bersama dengan pemangku kepentingan lainnya di Indonesia. Beliau membangun pemahaman pemuda tentang pembangunan berkelanjutan di Indonesia melalui aksi media, membangun dukungan pemuda di lapangan dengan mengadakan kegiatan anggota, relawan, dan relawan online sebagai agen perubahan, membangun keterlibatan pemuda dengan organisasi kepemudaan lainnya di Indonesia, membangun keterlibatan dengan pemerintah dan organisasi internasional, dan membangun keterlibatan pemuda dengan organisasi kepemudaan lainnya di seluruh daerah.
“SDGs tidak dapat dilakukan sendiri sehingga membutuhkan partner. Itu berkaitan dengan prinsip inti SDGs yaitu “No One Left Behind” sehingga berkolaborasi adalah kunci untuk mencapai tujuan tersebut. Selain itu, juga membutuhkan bantuan stakeholders, seperti pemerintah, organisasi lain, dan pemuda.” tutur Christiana.
Sementara itu, Mexind Suko Utomo sebagai pembicara ketiga, menjelaskan materi tentang peran pemuda untuk mencapai SDGs di ASEAN. Ia memaparkan perjalanan ASEAN untuk membangun komunitas, kemajuan SDGs di ASEAN 2021, dan kemajuan yang diharapkan pada tahun 2030.
Rangkain AYIC ditutup dengan presentasi diskusi seminar oleh masing-masing dewan dengan berbagai tema. Diantaranya, kesetaraan gender, yang dalam hal ini meningkatkan perempuan untuk berpartisipasi penuh dalam kepemimpinan politik. Selain itu, dibicarakan pula tema pertumbuhan ekonomi mengenai seperti penguatan UMKM melalui digitalisasi untuk pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara). Kemudian diakhiri dengan topik mengatasi perubahan iklim, dan kebebasan berekspresi.