Berbicara Konten Kreatif? Jangan Hanya Bicara!
Pena Budaya dan BEM Gama FIB menggandeng Hipwee untuk mengadakan Workshop Media Kreatif pada Jumat (17/5) di Auditorium Bale Santika Universitas Padjadjaran. Acara ini diisi oleh para pembicara yang sudah berpengalaman dalam pembuatan konten kreatif, yaitu Iradat Ungkai Megah (Creative Writer) dan Panggah Budi Santoso (Vidografer).
“Sekarang ini banyak sekali pekerjaan-pekerjaan baru di masyarakat, salah satunya adalah content creator. Kami merasa bahwa mahasiswa perlu tahu cara membuat konten yang bagus jika ingin berkutat di bidang tersebut, seperti ingin menjadi blogger atau youtuber.” Ujar Assyifa, ketua pelaksana Workshop Media Kreatif, saat kami wawancarai. “Alasan kami memilih Hipwee karena mereka cocok sekali dengan kriteria yang kami inginkan. Hipwee memiliki konten tulisan dan konten video yang menarik pada website mereka.”
Ungkai yang pertama kali menyampaikan materi membawakan tema menulis kreatif. Dia menjelaskan mengenai gaya tulisan yang biasa digunakan oleh Hipwee. “Gaya Hipwee adalah semi formal dan menggunakan bahasa slang dengan gaya menceritakan”, ujarnya. Hipwee juga bukan merupakan media berbasis jurnalisme, dan tidak memiliki perangkat kerja seperti media jurnalistik lainnya. Walaupun seperti itu, Hipwee tetap menjadi media yang memberikan informasi menarik tanpa menggunakan judul-judul click bait.
Bagi Ungkai, menulis adalah mencatatkan diri ke dalam catatan sejarah. Baginya juga, menulis adalah perihal menyampaikan gagasan dan perasaan kepada orang banyak. Oleh karena itu, Ungkai mengajak para peserta untuk nulis, nulis, nulis!
Setelah Ungkai, Panggah melanjutnya penyampaian materi dengan membawakan tema video sebagai konten kreatif. “Saya belajar video secara otodidak,” Akunya saat memulai menyampaikan materi di depan para peserta. Dia menyampaikan beberapa cara sebelum membuat konten video, seperti penentuan sasaran, pemilihan platform untuk publikasi video, dan pemilahan informasi agar video dapat tersampaikan dengan baik.
Setelah pemaparan materi selesai, acara dilanjutkan dengan pelatihan membuat konten kreatif. Ungkai menantang para peserta untuk membuat judul dan topik yang akan dibahas dari salah satu taggar yang menjadi tren di twitter, yaitu batman. Sedangkan pada pelatihan membuat videografi, Panggah mengajak seluruh peserta untuk membuat video singkat dengan tema bebas.
Zhinta (FIB 2015) mengaku setelah mengikuti Workshop Media Kreatif ia mulai menemukan inspirasi. “Aku belain datang karena ingin mendengarkan materi penulisan kreatif dari kang Iradat. Kalau video belum terlalu ngerti sih, tapi untuk menjadi orang di dalam video cukup menarik.” Zhinta juga mengatakan bahwa ia berharap kegiatan seperti ini diadakan setiap tahun, agar banyak mahasiswa yang lebih tertarik untuk terjun ke dunia media kreatif.
Acara ditutup dengan screening video salah satu peserta workshop. Para peserta terlihat begitu puas setelah mendapatkan materi dari Ungkai dan Panggah. Assyifa berharap para peserta dapat menulis tulisan kreatif dan membuat konten video yang menarik. “Semoga mereka dapat memilih jalan yang mereka sukai, baik menjadi penulis kreatif atau videografer, sehingga membuat informasi yang mereka dapat menjadi bermanfaat.” (Arsyad Dena Mukhtarom)