JATINANGOR, SELASA (19/04) ─ Berangkat dari keprihatinan segelintir mahasiswa tentang fenomena membaca yang berkurang di kalangan mahasiswa, sebuah komunitas independen mahasiwa Unpad mengadakan sebuah acara bertemakan BUKU BERCERITA. Acara ini digagas untuk menggungah kembali minat membaca dalam lingkungan Unpad dan Jatinangor sebagai upaya memperingati Hari Buku Sedunia.
Rumah Konflik, komunitas penyelenggara acara ini, merupakan komunitas yang beranggotakan enam orang dari berbagai jurusan di Universitas Padjadjaran. Acara yang dipersiapkan sebulan belakangan bersama komunitas lainnya ini merupakan acara yang dirancang untuk menyambut peringatan Hari Buku Sedunia yang di peringati tanggal 23 April 2016 mendatang.
Nur Arif Novian Abidin, mahasiswa Prodi Ilmu Pemerintahan FISIP selaku koordinator Rumah Konflik bulan April, juga sekaligus koordinator acara mengatakan, “Acara ini sebenernya kita selenggarakan buat sama-sama bersama teman-teman mahasiswa yang memang bisa fokus dan konsen, dan cukup prihatin dengan kondisi budaya membaca di lingkungan Unpad dan lingkungan luasnya Jatinangor.”
Acara ini berlangsung dari pukul 13.00 sampai waktu maghrib. Perpustakaan Jalanan ini bukan merupakan acara seminar dan sasarannya pun hanya mahasiswa yang hilir-mudik di Kanopi sebelah Gor Jati, Gerlam Unpad. Kebanyakan mereka yang tertarik hanya mampir, membaca dan kembali meneruskan perjalanannya. Perpustakaan Jalanan ini menarik lirikan banyak mahasiswa.
Mika, salah satu mahasiswa yang berada dilokasi mengaku antusias karena menurutnya, buku merupakan jendela dunia. Banyak orang mempunyai paradigma bahwa buku itu berat lantas menjadikan dirinya malas untuk membaca. Padahal banyak buku-buku ringan di luaran sana yang bisa meningkatkan minat membaca buku, seperti komik dan lain sebagainya. “Kita membuka pikiran kita dari pikiran yang gelap menuju pikiran yang terang, kan tadi jendela dunia.” Menurutnya, buku seringan komik pun memberi pelajaran, seperti komik Onepiece yang bercerita tentang sebuah pergerakan.
Selain Perpustakaan Jalanan, Rumah Konflik juga mengadakan dua rangkaian acara lainnya di dua hari kedepan. Hari Rabu, (20/04) akan diadakan Gathering and Sharing Komunitas yang fokus pada buku, diskusi, teater, seni dan budaya se-wilayah Jatinangor dan Kamis, (21/04) acara Diskusi Buku dan Film sebagai acara puncak dalam perayaan BUKU BERCERITA, keduanya akan dilaksanakan di Saung Budaya Sunda, Jatinangor.
Membaca merupakan cara terkecil mengenal dunia, tanpa membaca kita tak pernah tahu apa-apa. Jangan pernah lelah membaca, karena banyak hal disimpan dalam tulisan dan untuk mempelajarinya berarti kita harus membaca. (Nurohmah Agustin)