Covid Meningkat, Unpad Siap Tanggap

Rida Rasidi
634 views
Penanganan Unpad perihal Covid
','

' ); } ?>

Kasus Covid-19 yang akhir-akhir ini terus meningkat membuat Universitas Padjadjaran mempersiapkan penanganan terbaik untuk menangani hal tersebut. 

Dilansir dari merahputih.com pada (12/2), Koordinator Divisi Pencegahan Transmisi dan Penanganan Kasus Satgas Covid-19 Unpad dr. Fedri Rinawan, mengatakan bahwa saat ini Unpad menyediakan fasilitas isolasi mandiri yang diperuntukkan untuk sivitas akademika dan tenaga pendidik yang positif Covid-19 dan memiliki gejala ringan yang berlokasi di Asrama PUPR. 

https://merahputih.com/post/read/unpad-siapkan-fasilitas-isolasi-bagi-pasien-covid-19-bergejala-ringan

Dalam wawancaranya dengan Pena Budaya pada (21/02), Taufik Ampera selaku Satgas Covid-19 Fakultas Ilmu Budaya (FIB) menambahkan keterangan terkait gejala ringan yang disampaikan oleh dr. Fedri. Ia mengatakan bahwa gejala ringan yang dimaksud adalah gejala yang tidak memerlukan penanganan lebih serius. 

Untuk menjalani isolasi mandiri bagi yang terpapar Covid-19 di Asrama PUPR, Taufik mengatakan yang bersangkutan harus mengajukan permohonan untuk isolasi dan selanjutnya dari fakultas akan disampaikan kepada Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Universitas Padjadjaran. Untuk mahasiswa yang bergejela dan akan mengikuti tes PCR bisa lapor  melalui kaprodi atau langsung melalui Satgas Covid-19 yang ada di fakultas. Setelah itu, tim satgas akan menindaklanjuti dan merekomendasi yang bersangkutan untuk melakukan tes PCR. Surat rekomendasi ditujukan kepada Direktur Sumber Daya Manusia, yang selanjutnya yang bersangkutan akan dihubungi oleh tim medis satgas Covid-19 Unpad. 

“Selanjutnya tim medis satgas Covid-19 Unpad akan menghubungi yang bersangkutan untuk melakukan penelusuran dan wawancara singkat, setelah itu akan diberikan jadwal untuk tes PCR dalam satu hari kerja. Nantinya, hasil tes PCR tersebut akan langsung tersedia dalam aplikasi Peduli Lindungi,” jelasnya.

Setelah menjalani masa karantina di Asrama PUPR, mahasiswa atau tenaga pendidik yang terpapar Covid-19 akan melakukan tes PCR kembali yang langsung direkomendasikan oleh tim medis yang melakukan pemantauan di tempat karantina. Tes PCR ini juga diberikan secara gratis. 

Hingga Senin (21/02/2022), FIB sudah merekomendasikan  13 orang mahasiswa untuk melakukan tes PCR. Hasilnya, 5 orang positif, 5 orang negatif, serta 3 orang lagi masih menunggu hasil PCR, dan 1 orang sudah menempati asrama PUPR untuk menjalani isolasi mandiri. Taufik juga mengatakan bahwa terjadi peningkatan kasus positif Covid-19 dibuktikan dengan terus bertambahnya pengajuan untuk menjalani tes PCR, baik dari kalangan mahasiswa, tendik, dan dosen.

“Dari data tersebut pengajuan dari mahasiswa yang akan melakukan tes PCR yang difasilitasi oleh Unpad semakin bertambah, tentu saja hasil yang terpapar Covid-19 menunjukkan bertambahnya kasus”, jelasnya. 

Taufik mengapresiasi kesadaran dosen, tendik, juga mahasiswa dalam melaporkan dirinya saat terpapar. Menurutnya, penting untuk melapor karena kita harus memastikan keselamatan orang-orang di sekitar. Ia sangat menyayangkan pihak-pihak yang tidak melapor saat terpapar Covid-19 dan menegaskan bahwa korona bukanlah suatu aib. 

Tim satgas Covid-19 Fakultas Ilmu Budaya juga memberi penjelasan mengenai rencana dilakukannya metode pembelajarannya secara hybrid. Ia menegaskan bahwa tidak semua mata kuliah dapat menggunakan metode pembelajaran tersebut. Metode pembelajaran ini juga masih akan dilakukan secara terbatas. 

Taufik mengimbau untuk tetap memperhatikan protokol kesehatan dan orang tua para mahasiswa harus tetap selektif dan ketat mengenai proses perizinan. Izin orang tua menjadi hal penting karena masih ada kemungkinan mahasiswa tidak melaksanakan protokol kesehatan dengan baik saat berada di luar kelas atau di luar lingkungan kampus. 

Ia menyatakan bahwa Universitas Padjadjaran selalu yakin dan siap untuk melakukan metode pembelajaran hybrid, justru yang ia pertanyakan adalah kesiapan dan kedisiplinan mahasiswa untuk melakukan pembelajaran secara hybrid, terutama pada masa pandemi.

“Mungkin yang harus dipertanyakan itu sudah berapa persen kedisiplinan mahasiswa untuk melakukan pembelajaran secara hybrid?” (RR).

BACA JUGA Tulisan lain dalam rubrik Liputan dan Berita atau tulisan Rida Rasidi lainnya.

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Lainnya

Inspirasi Budaya Padjadjaran