Diskusi Bareng Dekanat 2021: Dari Perkuliahan Hybrid sampai Kekerasan Seksual

Redaksi Pena Budaya
1114 views
','

' ); } ?>

Sore tadi (3/6) telah dilaksanakan Disengat (Diskusi Bareng Dekanat) yang dihadiri oleh seluruh Lembaga Kemahasiswaan di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unpad bersama pihak dekanat sebagai ajang silaturahmi sekaligus untuk berdiskusi mengenai beberapa permasalahan yang terjadi selama perkuliahan daring kemarin dan beberapa isu yang sedang hangat di kalangan mahasiswa FIB.

Rizki Ramadhan selaku ketua BEM Gama FIB mengatakan bahwa dalam acara ini, BEM Gama FIB mewakili Gama FIB membawa lima fokus isu diantaranya: Evaluasi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), Uang Kuliah Tunggal (UKT), Kegiatan Kemahasiswaan, Kesehatan Mental, dan Kekerasan Seksual.

Menanggapi keluhan UKT yang dalam setiap perkuliahan daring ini sering menjadi satu hal yang selalu dikeluhkan, Manajer Pembelajaran, Kemahasiswaan, dan Alumni, Inu Isnaeni Sidiq, S.S., M.A., Ph. D., mengatakan bahwa FIB termasuk ke dalam fakultas yang mahasiswanya banyak mengajukan penyesuaian UKT.

“(Pada semester ini) terdapat 728 pengajuan penyesuaian UKT. 525 diantaranya bisa mendapat penyesuaian, sementara sisanya tidak dapat diproses lebih lanjut karena dokumennya tidak lengkap. Adapun setelah mendapatkan penyesuaian, banyak mahasiswa yang masih mengeluh karena penyesuainnya tidak sesuai yang diinginkan. Padahal di dunia ini, mah, tidak selalu yang kita inginkan kita dapatkan,” ujarnya.

Selain itu, beliau juga menyayangkan banyak mahasiswa yang bersikap tidak jujur ketika menyampaikan permohonan penyesuaian UKT.

Pihak BEM Gama sendiri yang diwakilkan oleh Rizki Ramadhan mengatakan bahwa ada mahasiswa yang memang secara ekonomi berkecukupan, tetapi tiba-tiba mengalami musibah sehingga secara ekonomi maupun mental mahasiswa itu tidak mampu untuk membayar UKT karena persyaratannya pun rumit.

Terkait pembelajaran semester depan yang diwacanakan akan menerapkan sistem Hybrid, Dr. Lina Meilinawati Rahayu, SS., M.Hum., selaku Wakil Dekan 1 mengatakan bahwa konsep perkuliahan Hybrid ini masih dalam pengembangan. Beliau juga menambahkan bahwa saat ini FIB serta Fakultas Farmasi menjadi fakultas percontohan dalam pengembangan perkuliahan secara Hybrid untuk semester depan.

“Perkuliahan Hybrid nanti akan dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan. Di mana nantinya dalam satu ruangan hanya terdapat 20 orang, dan disetiap prodi hanya ada satu mata kuliah yang hanya boleh dilakukan secara luring, yaitu mata kuliah yang memerlukan kehadiran mahasiswa dan diskusi yang insentif seperti seminar atau mata kuliah yang membutuhkan pelafalan bahasa,” ucapnya.

Sementara itu, Prof. Aquarini Priyatna. M.A., M.Hum., Ph. D. selaku Dekan FIB berharap bahwa diskusi seperti ini harus diadakan lagi karena beberapa pembahasan harus didiskusikan secara spesifik. Lalu, terkait isu kesehatan mental dan kekerasan seksual, pihak dekanat menunggu laporan dari mahasiswa karena permasalahan tersebut tidak bisa diselesaikan hanya dari satu pihak saja. Dari pemaparan BEM Gama pun, data-data terkait laporan kekerasan seksual malah justru menggunakan data dari UGM bukan dari FIB Unpad.

“Saya aktivis dan sering memikirkan hal-hal seperti ini (kekerasan seksual). Kita harus sama-sama mencari cara untuk mendapatkan metode yang pas terkait pelaporan kekerasan seksual tidak hanya dari satu pihak saja. Terlebih mahasiswa sebenarnya memiliki peluang lebih untuk dipercaya dan menjadi sarana bercerita para korban yang tidak berani speak up. Sejauh ini kami juga pernah menerima laporan (kekerasan seksual) yang ternyata dilakukan oleh seorang dosen,” tegasnya dalam diskusi yang disiarkan juga di kanal Youtube BEM Gama FIB, sore tadi (3/6).

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Lainnya

Inspirasi Budaya Padjadjaran