Ini yang Dirasakan Mahasiswa Angkatan 2021 FIB Selama Perkuliahan Daring

Redaksi Pena Budaya
780 views
','

' ); } ?>

Seperti yang sudah diketahui, adanya pandemi Covid-19 menghambat kegiatan masyarakat di berbagai sektor kehidupan. Tak terkecuali di sektor pendidikan. Hampir seluruh kegiatan di tingkat perguruan tinggi tahun ajaran 2021/2022 masih dilaksanakan secara daring meskipun beberapa universitas sudah mengizinkan mahasiswanya melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas. 

Namun, kebijakan tersebut tampaknya masih belum berlaku di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Padjadjaran. Kegiatan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) baik di tingkat universitas dan fakultas hingga perkuliahan yang berlangsung saat ini pun masih dilaksanakan secara daring. 

Dikarenakan kebijakan kampus yang menerapkan kuliah secara daring dan situasi pandemi yang belum memungkinkan, mahasiswa baru FIB masih belum bisa merasakan pembelajaran tatap muka di kampus. Meskipun demikian, sebagian mahasiswa baru sudah pernah menginjakkan kakinya di kampus Unpad Jatinangor. Mulai dari mahasiswa yang berdomisili di sekitar Jatinangor atau mahasiswa yang datang ke kampus karena memiliki urusan tertentu. Bahkan beberapa mahasiswa baru ini sudah mulai tinggal di kost-annya masing-masing. 

Meskipun saat ini beberapa program studi (prodi) sudah melaksanakan kegiatan PTM terbatas, tetapi prodi lain seperti prodi di FIB masih melaksanakan kuliah secara daring sesuai kebijakan universitas. Hal ini menyebabkan beberapa mahasiswa baru merasa kecewa dan berharap bahwa kegiatan kuliah tatap muka segera dilaksanakan dalam waktu dekat.

Beberapa mahasiswa baru FIB berbicara pengalaman yang dirasakan oleh mereka saat melaksanakan kuliah daring. Adithia Mardiansyah, mahasiswa baru Sastra Rusia Angkatan 2021, mengatakan bahwa dia merasa lelah saat menjalani kuliah daring karena ketika SMA dia sudah merasakan pembelajaran jarak jauh dan sekarang ia masih harus melakukannya di awal dunia perkuliahan. 

“Perasaan saya selama kuliah daring pastinya capek, karena dulu ketika SMA juga sudah merasakan sekolah online selama 1,5 tahun dan di perkuliahan awal sampai sekarang juga merasakan kuliah online, pastinya nggak enak dan capek” ungkap mahasiswa asal Riau tersebut.

Chintya Martha Lestari dari prodi Bahasa dan Budaya Tiongkok juga membagikan pengalaman yang dirasakannya ketika menjalani kuliah secara daring. Dia mengatakan bahwa kuliah secara daring belum bisa membawa dirinya untuk merasakan lika-liku dunia mahasiswa yang sebenarnya. 

“Jujur, aku ngerasa agak sedih ketika tahu perkuliahan ini dijalaninnya masih secara online. Karena nggak ngerasa hidup jadi mahasiswa yang ditempatin di tempat yang ‘nggak nyaman’. Jadi nggak bisa solving problem dari segala perbedaan yang ada dan perkuliahan daring tuh repotnya ketika diskusi tugas, banyak kendalanya dari temen-temen.” ungkap Chintya.

Sedangkan menurut Reza Salman Alfaris, mahasiswa baru Sastra Indonesia, banyak hal yang tentunya tak bisa ia rasakan karena awal perkuliahan ini dilakukan secara daring.

“Pengalaman dan sensasi yang tidak saya rasakan sebagai mahasiswa baru. Karena seluruh kegiatan aktivitas akademik & non-akademik dilakukan secara daring, maka saya rasa sensasi dan pengalaman sebagai mahasiswa baru itu tidak dapat saya rasakan. Seperti berjabat tangan dengan seluruh teman, melihat dan menginjakan kaki di kampus, apalagi duduk di hamparan kursi Blue Stage FIB tercinta.” ujarnya.

Selain menyebutkan beberapa pengalaman yang terlewatkan, Reza juga memberikan pendapatnya mengenai efektivitas perkuliahan daring, ia menganggap bahwa kuliah secara daring tidak efektif. 

“Jika kita melihat keefektifan itu dari segi situasi pandemi Covid-19, maka iya sangat-sangat efektif. Namun, jika untuk menunjang kegiatan perkuliahan, menurut saya tidak, karena jangkauan komunikasi secara daring ada batas-batasannya, seperti kita akan sulit menanyakan materi kepada dosen di luar jam pembelajaran, juga karena Unpad dulunya tidak 100% daring, maka ada kendala seperti web yang sering error,” ungkap Reza.

Perkuliahan yang dilakukan secara daring tentu saja memiliki banyak hambatan. Kendala yang sering ditemui mahasiswa seperti koneksi internet atau jaringan yang bermasalah, device yang kurang mendukung, hingga kesulitan untuk membangun hubungan bagi beberapa orang yang terbiasa berinteraksi secara langsung. 

Kegiatan perkuliahan secara daring ini menyebabkan mahasiswa baru FIB hanya bisa berharap bahwa kegiatan perkuliahan secara luring akan segera dilaksanakan secepatnya. “Harapan saya yang pastinya semoga teman-teman FIB tetap kuat menjalani kuliah daring ini dan semoga kuliah offline kita dilaksanakan secepatnya” ujar Adithia.

Reporter: Nabila Azzahra & Dwi Aditya Martin

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Lainnya

Inspirasi Budaya Padjadjaran