Kepada Aksara, tentang Kata yang Belum Tereja Olehnya

Redaksi Pena Budaya
777 views
','

' ); } ?>
Digital Collage by NA Cerpen: Elsa Kartika Sari Sunarya (Psikologi 2013)

Digital Collage by NA
Cerpen: Elsa Kartika Sari Sunarya (Psikologi 2013)

Dini hari rupanya masih mau berkompromi denganku. Angin pun berhembus ke seluruh penjuru kamar tanpa menyisakan ruang sedikitpun. Semua dipenuhi olehnya. Menyesakkan atau menyegarkan, itu bergantung pada penghirupnya bukan? Dan aku lebih memilih menjadikannya sebagai hal yang menyegarkan.

 

Hai. Aku sengaja menulis ini. Khusus untukmu.

 

Untukmu yang selalu menuntut kepastian,

Masih saja aku berkutik dengan deretan peristiwa. Semua terekam dengan jelas tanpa ada samar. Hanya saja aku belum paham. Maaf, maksudku belum sepenuhnya paham. Hai, kamu. Apa kabar? Maaf jika pertanyaanku begitu klise. Apa kamu masih sibuk dengan seperangkat permainanmu di dalam laptop? Apa kamu masih sibuk menggerakan joy stickmu dengan lincah? Seperti yang pernah kau bilang, aku terlalu sibuk mengeja. Pantas saja kau pergi dan lebih memilih semua permainanmu. Tapi harus aku sampaikan, bahwa yang ku eja bukan sembarang hal. Aku hanya terlalu ingin memahami semuanya. Ya, hanya ingin. Dan disinilah aku, masih mengeja ketidaknormalan hidup. Masih mengeja berbagai keasingan. Masih mengeja tindak dan perilakumu. Maaf untuk tidak bisa menjawab pertanyaanmu. Pertanyaanmu terlalu sulit, Tuan. Aku tidak tahu sampai kapan aku berhenti mengeja. Aku masih menikmati rangkaian peristiwa yang telah berlalu. Aku masih mau mengeja. Aku akan terus mengeja. Mungkin, hingga aku lancar membaca dan mampu memahami. Hingga aku tidak perlu lagi mengeja semuanya. Terima kasih telah membuat sadar bahwa nyatanya aku masih mengeja. Terima kasih atas semua perjalanan yang pernah dilalui. Seperti yang pernah aku bilang, perjalanan akan membuatmu banyak belajar. Kuharap, semua perjalanan yang kau lalui akan membuatmu sadar dan belajar. Sadar bahwa hidup bukan melulu soal permainan. Bahwa hidup bukan melulu soal ketidakpastian. Bahwa hidup bukan melulu soal kamu, bukan melulu soal aku. Mau ku beri satu rahasia kecil yang harus semua orang lakukan? Ya, termasuk kamu dan aku. Baiklah aku beritahu, di dunia ini terlalu banyak tanda tanya yang harus kau jadikan titik. Jadi, berhentilah sejenak menggunakan joy stickmu, keluar dan jadikanlah tanda tanya menjadi titik. Ku tunggu kau untuk mengeja titik-titik yangsudah ada. Kini semuanya sudah ku sampaikan. Rupanya satu tanda tanya telah kujadikan titik.

Dariku yang masih sibuk mengeja.

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Lainnya

Inspirasi Budaya Padjadjaran