Kuliah Sudah Luring, FIB Masih Kotor?

Rida Rasidi
816 views
','

' ); } ?>

Perkuliahan luring sudah mulai dilakukan per 29 Agustus. Namun, tidak dapat dipungkiri lingkungan fakultas kita tercinta masih saja kotor, seperti tidak siap untuk menyambut ribuan mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya dalam melaksanakan perkuliahan luring. Sebelum perkuliahan dimulai, saya beberapa kali mengunjungi Fakultas Ilmu Budaya. Saat pertama kali datang, saya terkejut betapa kotornya lingkungan FIB. Padahal, saat itu kurang lebih seminggu sebelum perkuliahan luring dimulai. 

Tidak ingin terlalu mengkritik di awal, saya berpikir positif bahwa mungkin hari itu adalah hari ketidakberuntungan saya melihat kondisi FIB dalam keadaan kotor. Namun, setelah beberapa kali bolak-balik, tidak ada perubahan yang signifikan yang membuat lingkungan FIB tampak lebih baik. 

Berikut beberapa spot kotor yang ada di lingkungan Fakultas Ilmu Budaya: 

  1. Toilet PSBJ 
(Fotografer: Sella Mutiara)

Saat pelaksanaan Opera Budaya 2022, fasilitas toilet di PSBJ (Pusat Studi Bahasa Jepang) tidak lengkap. Di beberapa bilik bahkan tidak tersedia ember untuk menampung air. Harus effort bahkan untuk sekadar menyiram bekas kencing sendiri. Lampu toilet yang hanya nyala satu sehingga bilik di paling ujung—jauh dari pintu masuk— dengan kondisi kekurangan cahaya. Seperti bilik tersebut sengaja disiapkan untuk makhluk lain. Tidak hanya itu, kondisi lantai yang becek membuat pengguna toilet harus berhati-hati di setiap langkah. 

  1. Tangga menuju ruang sekretariat
(Fotografer: Sapitri Sri Mustari)

Bagi kalian yang sering rapat di ruang sekretariat pasti setuju kalau tangga menuju ruang sekretariat dalam keadaan kotor. Dari daun-daun kering yang gugur yang tidak dibersihkan hingga kotoran hitam-hitam di pinggir tangga yang tidak dapat diidentifikasi kotoran apakah itu. 

  1. Ruangan laboratorium bahasa di Gedung C lantai 2 
(Fotografer: Rida Rasidi)

Tempat yang seharusnya menjadi  ruang untuk berkuliah dengan nyaman pun dengan kondisi yang tidak beda jauh dari keadaan luar ruangan yang kotor. Meja yang berdebu. Gorden dengan kondisi yang sama dengan meja. Tidak akan terkejut jika ada mahasiswa yang mengeluhkan kulitnya yang gatal-gatal saat kelas baru saja dimulai. Adapun eksekusi membersihkan ruangan kelas tersebut baru dilakukan per hari Jum’at (2/9) saat mahasiswa sudah mulai aktif berkuliah, tetapi gorden yang ada pada ruangan tersebut masih sama kondisinya. 

  1. Blue Stage
(Fotografer: Sela Mutiara)

Blue Stage merupakan salah satu pilihan tempat bagi para mahasiswa FIB untuk sekadar duduk menunggu waktu kelas tiba. Namun, kondisi sekeliling Blue Stage, tepatnya di sekitar tempat duduk penonton dipenuhi oleh sampah daun-daun kering dan sampah-sampah kecil bekas bungkus makanan ringan. 

Selain beberapa spot yang telah disebutkan di atas, berikut tempat-tempat lain di FIB yang masih harus diperhatikan. 

(Fotografer: Sella Mutiara)

Menyikapi lingkungan FIB yang kotor, pada 15 Agustus 2022, BEM Gama FIB Departemen Sosial Kemasyarakatan dan Lingkungan (SKL) beserta panitia Opera Budaya 2022 sudah menginisiasikan kegiatan bebersih bertajuk FIB Sayang Lingkungan. Namun, kegiatan tersebut belum cukup untuk menyapu bersih seluruh kekotoran lingkungan FIB karena seperti yang terlihat, masih banyak spot-spot dalam lingkungan FIB yang kotor. 

Eksistensi petugas kebersihan (K3L) Universitas Padjadjaran yang bertanggung jawab membersihkan lingkungan FIB tampaknya juga belum cukup untuk membersihkan lingkungan FIB yang kotor. 

Dalam wawancaranya bersama Pena Budaya, petugas kebersihan (K3L) menjelaskan bahwa mereka hanya bertanggung jawab membersihkan bagian luar gedung lingkungan Fakultas Ilmu Budaya. 

“Setiap senin sampai jumat dari jam 9 sampai jam 11 kami bersihin sekitaran sini (FIB), bagian depan terus bagian belakangnya juga.”

Saat ditanya mengenai kebersihan ruangan-ruangan dalam gedung, petugas K3L memberikan penjelasan bahwa kebersihan dalam gedung FIB merupakan tanggung jawab Office Boy (OB) 

“(Dalam gedung FIB) ada juga yang bersihin, tapi itu sama OB, bukan sama K3L,” jelasnya. 

Kebersihan lingkungan FIB tidak hanya menjadi tanggung jawab petugas kebersihan, tetapi juga tanggung jawab para mahasiswa. Mahasiswa sudah seharusnya memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan FIB, dimulai dengan tidak membuang sampah sembarangan sebab sampah-sampah yang menyebabkan lingkungan FIB kotor selain dari sampah daun-daun kering adalah sampah bekas jajanan atau makanan ringan. 

Beberapa spot yang telah disebutkan di atas adalah spot-spot yang memang sering dilewati oleh para mahasiswa. Entahlah, mungkin ada banyak spot-spot yang tidak terjamah oleh mahasiswa, yang mungkin kondisinya sama bahkan lebih parah. 

Tidak dapat dipungkiri bahwa kekotoran yang ada di lingkungan FIB ini didukung oleh mahasiswanya sendiri selaku pengguna fasilitas, segelintir dari mereka tentu turut berkontribusi dalam aksi pembuangan sampah yang sembarangan, menyimpan bekas makan dan minum di mana saja, ditinggal pulang tanpa menaruhnya ke tong sampah terdekat. Memang jika dilihat secara langsung, FIB tidak memiliki tempat sampah yang banyak apalagi di tempat-tempat yang sering dipakai untuk berkumpul dan makan, sehingga membuat mahasiswa malas untuk sekedar mencari dan menemukan tempat sampah. Namun mahasiswa tetaplah mahasiswa, seharusnya semager apapun itu mereka harus bertanggung jawab atas sampah yang mereka miliki, setidak-tidaknya untuk meminimalisir ‘berantakan’ yang terjadi di FIB. 

Faktor lainnya juga dapat berasal dari petugas kebersihan yang kurang dirasa keberadaannya, karena bukti di lapangan menunjukkan lingkungan selalu kotor khususnya tempat yang tak beratap. Petugas kebersihan hanya berfokus pada kebersihan lantai di ruang kuliah, perpustakaan, dan aula, itu saja. 

Selain dari kesadaran mahasiswa, sudah seharusnya pihak fakultas turut serta berbenah untuk memberikan kenyamanan dalam menjalankan perkuliahan secara luring. Salah satunya dengan cara meningkatkan intensitas jadwal kebersihan di lingkungan FIB. Mahasiswa membayar biaya kuliah dengan harapan salah satunya agar mendapatkan tempat belajar yang nyaman juga lingkungan yang bersih. Di kondisi pandemi seperti saat ini, jangan hanya gembar-gembor kepada para mahasiswa untuk menjaga kesehatan diri, tetapi diperlukan juga eksekusi untuk membersihkan lingkungan fakultas agar tidak ada penyakit yang berkembang akibat dari kondisi lingkungan yang kotor. 

Kebersihan pangkal kesehatan, bukan?

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Lainnya

Inspirasi Budaya Padjadjaran