LEBIH DEKAT DENGAN SATWA DI HARI SATWA SEDUNIA

Redaksi Pena Budaya
661 views
','

' ); } ?>

Gathering bersama komunitas pecinta hewan di acara Hari Satwa Sedunia pada Kamis (13/4) di Fakultas Ilmu Budaya Unpad. Foto: R

Jatinangor − Pada hari Kamis (13/4), komunitas Senja di Sastra dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Padjadjaran menggelar sebuah acara yang bertajuk Hari Satwa Sedunia. Acara ini diselenggarakan pada pukul 16.00 WIB di Genkan Pusat Studi Bahasa Jepang (PSBJ).

“Hari Satwa Sedunia ini diadakan untuk kedua kalinya. Sebelumnya pada tahun 2015 kami juga pernah mengadakan acara serupa hanya dengan nama Hari-Hari Satwa,” demikian penuturan Iman Bonyok, satu diantara penanggung jawab acara tersebut.

Di acara ini, pengunjung bisa menyaksikan talkshow ringan yang membahas hak asasi hewan dengan mahasiswa Fakultas Peternakan sebagai narasumber. Selain itu, pengunjung juga bisa berfoto dan menambah wawasan tentang hewan dengan mengunjungi kebun binatang mini yang berada di sekitar Genkan.

Beberapa komunitas pecinta hewan yang berasal dari berbagai daerah seperti Bandung, Jatinangor, dan sekitarnya juga ikut memeriahkan acara ini. Komunitas-komunitas tersebut adalah Komunitas Pecinta Iguana Bandung, Python Rescue, Musang Lovers Community, Reptil Rescue, Komunitas Reptil Jatinangor, Bandung Bersisik, Sadulur Pecinta Hewan, Parrot van Java, dan sebagainya. Mereka tampil mempertunjukkan berbagai macam jenis hewan mulai dari serangga seperti tarantula dan kalajengking, ikan hias, burung beo, sampai mamalia dan hewan melata seperti musang dan ular.

Melihat FIB erat kaitannya dengan budaya dan sastra, Iman pun menjelaskan bahwa acara ini adalah bentuk yang merepresentasikan relasi antara budaya dan hewan. “Ada sedikit kesinambungan antara hewan dengan Fakultas Ilmu Budaya itu sendiri, kita lebih menyinambungkan budaya bukan sastranya. Karena otomatis memelihara itu budaya, pada akhirnya kita sinkronisasikan antara budaya dan hewan itu sendiri,” ungkapnya.

Tampaknya Hari Satwa Sedunia ini tidak hanya dimanfaatkan untuk merepresentasikan relasi budaya dengan hewan, namun juga ajang promosi agar kesadaran melindungi binatang menjadi kebiasaan. Hal ini diamini oleh komunitas Sumedang Owl Community, salah satu komunitas yang hadir, untuk mengenalkan burung hantu kepada masyarakat dengan harapan populasi burung hantu yang semakin sedikit bisa diselamatkan dengan cara memelihara dengan tujuan penangkaran. Sejalan dengan penuturan narasumber talkshow yang mengatakan, “Jangan samakan hewan dengan benda.” (R).

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Lainnya

Inspirasi Budaya Padjadjaran