Jatinangor – Bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda, Jumat (28/10) di Gor Jati Universitas Padjadjaran telah diselenggarakan Malam Poentjak Mega Forsi 2016. Forsi atau Festival Olahraga dan Seni adalah acara rutin yang diadakan tiap tahun di Universitas Padjadjaran oleh BEM Kema Unpad.
Tahun ini, Mega Forsi 2016 mengangkat tema the way oldies yang dikemas dengan unsur vintage dengan tagline andalan “Learn from the past, get ready for the future”. Dari tagline tersebut diharapkan mahasiswa dan mahasiswi Unpad sebagai generasi muda bisa belajar dari masa lalu untuk menyongsong masa depan yang lebih baik.
Rangkaian acara Mega Forsi 2016 ini diselenggarakan sejak September 2016 lalu. Lomba yang diselenggarakan pada Forsi tahun ini beragam, mulai dari cabang olahraga (voli, basket, tenis meja, sepak bola, dayung, wall climbing, futsal, catur, dota, dll.), cabang seni (lukis, band competition, jingle competition, vocal group, tari modern dan tradisional, dll.), hingga cabang keilmuan (pidato, debat, dan esai).
“Forsi tahun ini memiliki konten keilmuan, di mana kita berusaha benar-benar mengakomodir seluruh minat dan bakat yang ada di Unpad, tidak hanya di bidang olahraga dan seni,” ujar Adrian Rizky, ketua pelaksana Mega Forsi 2016 saat ditanya perbedaan Forsi tahun ini dengan tahun sebelumnya.
Tak hanya diisi dengan rangkaian lomba, Forsi tahun ini juga menyelenggarakan acara lain seperti Cemong Run, Wardah Summer Beauty, Seminar Forsi dan Show Off Event. Pada acara Malam Poentjak Mega Forsi 2016 kemarin, selain diisi dengan penampilan band, acara ini juga diisi dengan penampilan para pemenang lomba Mega Forsi 2016 serta penyerahan piala kepada seluruh pemenang lomba Mega Forsi 2016. Tahun ini, Fakultas Kedokteran berhasil menjadi Juara Umum di ajang Mega Forsi disusul dengan Fakultas Ilmu Budaya di peringkat kedua dan Fakultas Teknik Geologi di peringkat ketiga.
Seperti yang kita tahu, tiap tahunnya acara malam puncak Forsi ini dimeriahkan oleh bintang tamu spesial. Tahun ini misalnya, ada dua bintang besar yang mengisi acara puncak Mega Forsi 2016, yaitu Teza Sumendra dan Nidji. Meskipun hujan, penonton tetap antusias melihat penampilan dua bintang besar tersebut.
Silma Adieba, salah satu pengunjung acara Malam Poentjak Mega Forsi 2016 mengaku agak kecewa karena acaranya tidak sesuai dengan jadwal, namun mahasiswi Psikologi Unpad ini merasa terhibur dengan penampilan Nidji. “Sayang banget hujan, terus acaranya jadi ngaret. Tapi, untungnya Nidji tampil oke banget jadi aku tetep menikmati acaranya,” ujarnya.
Hujan memang menjadi kendala dalam Malam Poentjak Mega Forsi 2016 kemarin. Hujan yang turun sejak sore hari membuat jadwal acara menjadi terlambat. Hal tersebut berimbas pada dibatalkannya penampilan dua pengisi acara, Olegun & The Gobs dan Orkes Bagong Februari. Andrian Rizky, ketua pelaksana Mega Forsi 2016 mengaku sangat menyayangkan kejadian tersebut. “Sangat disayangkan dua band kemarin tidak jadi tampil. Ini dikarenakan memang kendala teknis (hujan) dan memang dari persiapan kita (panitia) sendiri kurang maksimal,” ungkapnya. Pihak panitia Mega Forsi 2016 sendiri juga sudah menyampaikan permintaan maaf atas insiden tersebut di akun sosial media mereka.
Dibalik kekurangan tersebut, tak dapat dipungkiri jika Forsi merupakan acara yang dapat menjadi ajang silaturahmi bagi seluruh warga Unpad. Selain itu, Forsi juga bisa menjadi wadah bagi mahasiswa dan mahasiswi Unpad untuk menyalurkan bakatnya melalui lomba-lomba yang diselenggarakan. Navajo Bima, Ketua BEM Kema Unpad berharap jika Forsi 2016 ini dapat semakin merekatkan hubungan mahasiswa Unpad.
“Semoga di tahun depan tidak ada lagi kubu-kubuan, tidak ada lagi pertikaian karena saya yakin bahwa seyogyanya seni dan olahraga itu untuk menciptakan kedamainan,” ujar Navajo saat ditanya mengenai harapan untuk Forsi selanjutnya. (ULH)