Beri Tahu Aku Sesekali
Beri tahu aku sesekali
Bahwa langkahku bukan sia-sia
Bahwa jalanku penuh makna
Bahwa dunia bisa berubah nyata
Beri tahu aku sesekali
Bahwa amarah bukanlah sepi
Bahwa mimpi tak harus mati
Bahwa aku bebas memilih jalanku sendiri
Beri tahu aku sesekali
Bahwa dunia tak hanya mengajuk
Bukan sekadar garis yang menunggu
Bukan kesunyian yang harus kupeluk
Tanpa Batas
Terlahir bukan untuk disusun dalam baris aturan
Bukan sekeping kisah di lembaran usang
Bukan pula senja yang dipuja sesaat,
lalu tenggelam dan dilupakan dalam gelap
Jejaknya bukan bayang yang mengikuti
Bukan gema yang memudar di dinding sunyi,
melainkan gelegar yang menghancurkan batas
Menggenggam dunia dalam tegas
Tak butuh peta untuk menyesat
Tak butuh restu untuk melangkah
Karena keberanian tak mengenal panggilan
Terus berjuang hingga meruah
Bayang Luruh
Gelap mengira bisa tinggal selamanya
Menyelimuti napas, merayapi suara
Menyusup ke sela jemari
Mengunci waktu dalam senyap
Tapi terang tak butuh undangan
Ia menyalak dari retakan kecil
Merayap ke dinding yang mulai retak
Mencari celah, meruntuhkan batas
Gelap mencoba bersembunyi
Menyusup ke sudut, melekat di bayang
Namun, terang telah tiba
Dan gelap pun lenyap tanpa jejak
Atas Nama Tuhan, Aku Berbicara
“jangan terlalu tinggi!”
“nanti jatuh, nanti hancur.”
“jangan melawan!”
“jadilah lembut sebagaimana mestinya.”
Aku menyaksikan perempuan dibungkam,
dirantai kata ”seharusnya,”
dilipat dalam lembaran adat yang berkarat,
seakan ketegaran adalah pelanggaran
Jika langkahku dianggap durhaka,
biarlah aku berdosa dalam keberanian
Jika suaraku dianggap melawan,
biarlah aku menyalakan perang dalam keheningan
Aku adalah cahaya
yang takkan padam oleh cela
dan —atas nama Tuhan, aku berbicara
Memang Kenapa Bila Aku Perempuan?
Terlahir bebas dalam kehidupan
Melangkah teguh tanpa ketakutan
Namun dunia penuh batasan
Seolah tak pantas untuk perlawanan
Tiada seorang mau memikirkan
Mimpinya yang kerap dikecilkan
Langkah tertatih dalam tekanan
Dibungkam oleh keterbatasan
Mengapa harus tunduk pada keadaan?
Sedang hati penuh dengan keteguhan
Tak akan redup oleh rintangan
Sebab perempuan adalah keberanian
Bukan boneka yang digerakkan tangan
Bukan kabut yang larut dalam ketakutan
Bukan bayang, bukan hiasan
Memang kenapa bila aku perempuan?
Aku tak mau jadi budak kebodohan
(Regina Alya)
good job kak re!
