Pena Budaya—Dalam dua pekan terakhir ini setidaknya terdapat dua aksi teroris yang terjadi di Indonesia. Pertama terjadi di Makassar pada hari Minggu (28/3), lalu aksi teror menyusul di Jakarta ketika seorang perempuan berusaha untuk menyerang Mabes Polri seorang diri, Rabu (31/3) sore. Juru Bicara Badan Intelijen Negara, Wawan Purwanto mengatakan dua aksi tersebut berasal dari jaringan yang sama tapi dengan rekrutmen yang baru.
Aksi teroris memang bukanlah yang pertama kali terjadi di Indonesia. Sebelumnya, pernah terjadi aksi teror serupa disertai reaksi masyarakat yang memang cenderung merasa khawatir dan juga disertai statement pemerintah yang selalu mengimbau masyarakat agar tidak panik.
Di tahun 2021, tepat ketika masyarakat Indonesia semakin bergantung dengan sosial media, reaksi terhadap aksi teroris justru berbanding terbalik dengan reaksi yang sebelumnya pernah dialami masyarakat Indonesia.
Hal ini setidaknya tercermin dari banyaknya meme-meme atau lelucon yang dibuat terhadap dua aksi teror yang terjadi dua pekan ini sebagai reaksi lain warganet. Alih-alih khawatir, warganet banyak membuat lelucon-lelucon tentang aksi teror tersebut dalam beberapa gambar dan cuitan-cuitan di Twitter.
Pakar media sosial, Enda Nasution mengatakan bahwa menyebarkan gambar lucu atau meme setelah kejadian teror tersebut terbilang wajar.
“Media sosial membuat orang menyebarkan informasi dengan beragam format, termasuk meme. Meme lucu ini masih dalam tahap wajar ketimbang memposting foto ekstrem dari korban yang meninggal dunia misalnya,” tutur Enda seperti yang dikutip dari CNN Indonesia. (Ananda Bintang/Fajar Hikmatiar)
Sumber: cnnindonesia.com, Tempo, twitter