Film yang sempat ramai pada akhir tahun 2020 ini menceritakan tentang perjalanan hidup Nona yang penuh lika-liku. Perjalanan dari depresi berat hingga kehilangan semangat hidup sampai akhirnya ia mengerti makna kehidupan dan berhasil menemukan jati dirinya. Film ini juga memuat edukasi kesehatan mental dan pemahaman diri yang membuat penonton memahami minimal sedikit arti kehidupan, loh!
Semua berawal saat Nona dan Ogy yang masih belia. Sejak kecil, Ogy selalu bercerita tentang kapal Nabi Nuh dan seisinya kepada Nona. Bahkan saking terobsesinya, cowok itu memiliki mimpi untuk datang dan melihat langsung ke sebuah tempat di mana perahu Nabi Nuh itu berlabuh di atas sebuah gunung. Ogy sangat penasaran bagaimana Nabi Nuh dan seluruh penumpang kapal melihat indahnya pemandangan saat itu.
Waktu terus berputar, semenjak Ogy meninggal, hari-hari yang Nona jalani semakin kelabu. Seakan dunia berhenti berputar, Nona masih tidak bisa melepas dan merelakan kepergian Ogy yang begitu cepat. Pada suatu hari, saking besarnya depresi yang Nona rasakan, sampai ia hampir melakukan aksi bunuh diri. Pada saat yang bersamaan ia juga mendengar dengan jelas suara khas Ogy sahabatnya yang berasal dari sebuah boneka monyet. Bukan sulap, bukan sihir, guys. Boneka bisa ngomong bener-bener terjadi dalam film ini! Berawal dari sanalah, perjalanan Nona yang sebenarnya dimulai. Boneka itu membuat Nona bangkit dan kembali semangat menjalani hidupnya.
Lalu, Nona juga teringat akan mimpi Ogy tentang kapal Nabi Nuh. Karena si Nona ini basic-nya anak orang kaya, akhirnya ia putuskan untuk pergi ke Benua Eropa, tepatnya Negara Azerbaijan bersama si boneka monyet. Hal-hal sial, lucu dan haru pun mewarnai scene selama Nona berada di Azerbaijan ini. Nona yang hilang arah, putus asa, kecewa, semua perasaannya yang terpendam mulai tersalurkan. Kisah kelamnya saat masih berpacaran dengan Steve, tentang kedua orangtuanya yang selalu bertengkar sejak ia kecil, tentang hidup yang tidak adil pada Nona. Tentang pertemuannya dengan kedua suami-istri penduduk sekitar yang berhasil mengubah pola pikir, perasaan dan cara pandang Nona pada kehidupan.
Selain Kaya Akan Makna, Film Nona Juga Menuai Kebingungan. Kok Bisa?
Film ini secara tidak langsung mengedukasi bahwa setiap masalah pasti ada jalannya. Meskipun kali ini kamu tengah berada di posisi terbawah, percayalah Tuhan tengah menyiapkan kebahagiaan yang dapat menghapus kesedihanmu. Ingatlah bahwa setiap hal yang terjadi ada alasannya. Jika kamu belum mengerti sekarang, maka saat hal itu telah berlalu kamu akan menyadarinya. Contohnya kayak, “Oh, ternyata di balik mati lampu 24 jam kemarin, ulangan jadi ditunda.”
Selain itu, isi tersirat maupun tersurat di atas, masalah grafik, latar belakang tempat dan backsound-nya nggak kalah keren! Sumpah, bagus banget, bikin nggak nyesel dan nggak ngebosenin selama nonton filmnya. Kayak ngalir aja gitu. Alurnya, plot twist-nya, isi dari awal sampai akhir, dari introduction sampai resolution bener-bener mantep betul.
Penggambaran tokoh, sifat, terutama arc development-nya tokoh Nona itu bagian paling bikin wahh alias keren banget! Biasanya, beberapa cerita atau film tokoh utamanya jarang mengalami arc development atau perkembangan karakter dan itu yang akan membuat sebuah film menjadi monoton. Lalu, tokoh pendukung pemeran utama the best banget, Ogy-Nona merupakan sebuah perpaduan yang cocok menurutku. Saling melengkapi satu sama lain. Semua pemain top banget deh meranin masing-masing tokohnya.
Kalau dari segi kekurangan, mungkin ada tapi nggak sebanyak kelebihan yang aku temukan. Seperti, ada hal yang kurang bisa aku tangkap di film ini. Tentang kemungkinan boneka yang dapat berbicara itu merupakan hadiah sekaligus anugerah Tuhan agar Nona tidak larut dalam sedihnya, atau dikarenakan sebuah halusinasi seorang Nona yang tengah depresi berat. Film ini tidak menjelaskan detail itu menurutku, sehingga penonton seperti aku hanya bisa berangan atas jawaban dari kebingunganku dalam dua kemungkinan itu.
Dari film ini, aku menyadari dan mempelajari bahwa hidup memang terkadang tidak mudah, tidak adil dan tidak menyenangkan. Namun, yang perlu kita lakukan hanyalah terus melangkah. Apa pun dan bagaimana pun masalahnya, teruslah melangkah dan berjuang agar kita dapat bertahan hidup. Bertahanlah minimal demi dirimu sendiri dan demi mereka yang menyayangimu.
“Jika kamu kehilangan arah, kamu akan menemukan dirimu sendiri.” Sebuah penggalan kata berupa tagline yang menarik perhatianku, membuat aku kagum akan maknanya pada pandangan pertama. Film ini benar-benar sebuah mahakarya anak bangsa yang patut diapresiasi dan dibanggakan. Cocok dan aman untuk ditonton oleh segala usia, namun menurutku lebih disarankan bagi mereka yang sudah remaja agar dapat menyerap makna tersirat maupun tersurat dari film ini.
Untuk ratingnya sendiri, karena aku suka sama film yang cukup kaya akan makna ini, kuberi 9/10. Penilaian yang hampir sempurna meski hanya dinilai dari kacamata seorang perempuan amatir yang hobi menonton film. Terakhir, dengan suksesnya film Nona dalam membawa tema dan gaya baru dalam sebuah dunia perfilman Indonesia, aku harap ke depannya Indonesia bisa merilis film-film hebat lainnya yang tidak menye-menye dan dapat masuk serta dikenal di ranah internasional.
Judul Film: Nona
Genre: Drama, Fantasi
Tanggal Rilis: 6 November 2020
Asal Negara: Indonesia
Durasi: 99 Menit
Penulis: Monty Tiwa
Sutradara: Anggi Frisca
Perusahaan Produksi: MD Pictures, Demi Gisela Citra Sinema dan Aksa Bumi Langit
Pemeran: Nadya Arina sebagai Nona, Augie Fantinus sebagai Ogy, Nadine Chandrawinata sebagai Nadine, Rangga Wahyu Natra sebagai Steve dan Annisa Hertami sebagai Mbak Ti