Pilih Mana, Rayakan Hari Ayah dengan Mengucapkan Secara Langsung atau Tidak Langsung?

Elsa Salma Benanny
783 views
','

' ); } ?>

Dari deretan hari-hari nasional, hari ayah menjadi perayaan yang cukup banyak diperingati  oleh masyarakat, walaupun tak terlalu populer dan tak ditandai dalam kalender. Atas peran dan jasa dari seorang ayah, biasanya mereka ungkapkan lewat ucapan terimakasih atau ucapan rasa bangga, dan harapan mereka untuk sang ayah yang mewakili perasaan anak terhadap ayahnya sebagai bentuk apresiasi mereka atas jasa-jasa seorang ayah. 

Akan tetapi, bentuk atau cara mengungkapkan apresiasi mereka dapat digolongkan dalam dua versi. Pertama diucapkan secara langsung dan yang kedua diucapkan secara tidak langsung. Awalnya saya pikir hal ini biasa, karena setiap orang punya cara mereka masing-masing. Namun setelah saya mewawancarai beberapa teman, dengan ini saya dapat mengumpulkan beragam jawaban dan alasan mereka memilih salah satu diantara dua cara yakni menyampaikannya secara langsung dan tidak langsung. 

Berikut hasil wawancara yang saya rangkum untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan, lebih baik kita gunakan cara yang mana untuk mengungkapkan rasa sayang kepada ayah masing-masing, secara langsung atau tidak langsung?

Disampaikan secara langsung

Dari yang saya simpulkan, untuk orang-orang yang berani mengucapkan selamat hari ayah secara langsung karena hubungannya dengan sang ayah memang sudah baik atau dia berusaha untuk mengakrabkan diri dengan ayahnya. Adanya hari ayah ini dapat dijadikan sebagai wadah untuk mengekspresikan rasa sayang, bangga, dan kekaguman mereka pada sosok ayah. Tak jarang diselipi ucapan maaf sebagai bentuk penyesalan dari kesalahan yang mereka miliki sebagai seorang anak. Terkadang, pada hari-hari biasa kita terlalu segan untuk menyampaikan rasa-rasa itu.

Mengucapkan secara langsung juga dinilai lebih efektif, hal ini bisa mempererat hubungan antara ayah dan anak. Selain itu, cara ini juga bisa dijadikan media untuk memperbaiki komunikasi dengan ayah mereka. Mengingat kewajiban ayah sebagai kepala keluarga untuk mencari nafkah, menyebabkan ia lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah. Atau jika diungkapkan di media sosial, belum tentu ayah mereka tahu. Walaupun mungkin dengan cara ini, reaksi sebagian dari ayah mereka justru bingung dan memberi jawaban yang terkesan acuh. Namun, hal itu menjadi pintu baru menuju hubungan yang harmonis antara seorang ayah dan anak.

Disampaikan secara tidak langsung

Bagi sebagian orang, mengalahkan rasa malu dan takut merupakan hal yang sangat sulit. Malu untuk mengungkapkan dan takut terhadap reaksi yang akan diberikan sang ayah. Apalagi jika hubungan keduanya (ayah dan anak) tidak cukup akrab. Untuk mengucapkan selamat hari ayah sebagian dari mereka membutuhkan perantara, salah satunya dengan mengandalkan teknologi informasi yakni media sosial. 

Media sosial juga dijadikan terobosan untuk mereka yang terhalang jarak dengan ayah mereka, seperti pekerjaan ayahnya di luar kota mengharuskan mereka untuk mengucapkannya lewat perantara teknologi, terpisah sebab kedua orang tuanya tak bersama lagi, serta keberadaan ayahnya yang tidak mereka ketahui. Dengan berbagai reaksi dari ayah mereka seperti merepost postingan anaknya, menjawabnya dengan lelucon, atau justru dengan ungkapan haru. Tentunya reaksi ini menimbulkan perasaan bahagia bagi kita sebagai anak, karena ungkapan perasaannya ditanggapi baik oleh ayahnya. 

Bagi mereka yang sudah kehilangan ayahnya, menggunakan perantara doa, ziarah, memposting foto atau video kenangannya bersama ayahnya, bahkan mengadakan pengajian untuk merayakan hari ayah. Doa menjadi jembatan mereka berkomunikasi dan kebanyakan dari mereka tidak mengungkapkannya di media sosial karena mereka berpikir doa saja sudah cukup. 

Namun pengungkapan secara tidak langsung lewat media sosial memiliki kekurangan, karena bisa saja pesan mereka tidak sampai pada sang ayah. Disebabkan berbagai alasan seperti kesibukan ayah mereka, kedekatan mereka dengan ayahnya yang kurang baik atau karena ayahnya telah tiada. Dan ada juga anak yang dengan sengaja memprivasi postingan dari ayah dan/atau keluarga lain. Lantaran rasa malunya dan ia memiliki alasan tersendiri, seperti karena adanya masalah keluarga namun ia masih berkeinginan untuk merayakan hari ayah. 

Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa keberanian, hubungan dan komunikasi  menjadi alasan utama dalam menentukan bagaimana cara kita merayakan hari ayah. Dilihat dari latar belakang yang berbeda-beda, penyampaian secara langsung atau tidaknya, tergantung pada situasi dan kondisi masing-masing. Namun, berdasarkan hasil wawancara yang saya lakukan, kebanyakan memilih untuk menyampaikannya secara langsung. Walaupun sebagian dari mereka berpendapat kita bisa berterima kasih kepada ayah kapan saja. 

Tetapi pada hari ayah ini, seakan kita diberi dan memberikan waktu spesial kepada ayah. Saya sendiri lebih memilih untuk mengucapkan secara langsung, karena masing-masing dari kami memiliki kesibukan. Tak banyak kesempatan untuk saling bertegur sapa, bahkan pada akhir pekan. 

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Lainnya

Inspirasi Budaya Padjadjaran