Fakultas Ilmu Budaya, siapa yang sudah rindu dengan kampus kebanggaan kita ini? Tentu, selama libur semester ganjil, tempat tersebut jarang digunakan segelintir mahasiswa yang melakukan suatu kegiatan. Tidak terasa, kini sudah menginjak bulan kedua tahun 2023 yang mana sebentar lagi kita akan memulai semester baru. Namun, ada yang penasaran ngga sih gimana kabar atau kondisi kampus kita tersebut? Seperti fasilitas yang sering kita gunakan, misalnya. Maka dari itu, dalam tulisan ini akan memberikan sedikit gambaran mengenai hal tersebut.
Kampus dengan segala fasilitas yang ada tentunya sangat amat membantu, mengingat banyaknya masyarakat kampus yang melakukan kegiatan, baik itu mahasiswa, akademisi, pekerja dan masih banyak lagi. Selain itu memang fasilitas tersebut penting dan diperlukan, misalnya saja WC, sarana ibadah, ruangan pembelajaran, ataupun sarana dan prasarana lainnya yang sudah sepatutnya untuk selalu diperhatikan baik kebersihan, keutuhan serta kekurangan di dalamnya. Akan tetapi, tak dapat dipungkiri bahwa ada saja kerusakan ataupun kekurangan dalam fasilitas kampus tersebut.
Adapun beberapa fasilitas yang perlu diperbaiki sebagai berikut:
- WC Blue Stage
Seperti bangunan yang terbengkalai, terlihat bahwa WC yang terletak di belakang Blue Stage tersebut tidak terawat. Saya sendiri tidak pernah melihat ada mahasiswa yang memakai fasilitas tersebut. Sepertinya juga hanya segelintir orang yang mengetahui keberadaannya. Padahal, WC tersebut sangat berguna bagi mahasiswa dan stakeholder kampus. Seperti yang kita ketahui, daerah Blue Stage khususnya panggung Blue Stage itu sendiri adalah sarana yang cukup sering digunakan oleh mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan UKM, proker organisasi, tempat diskusi dan aktivitas mahasiswa. Namun sangat disayangkan dengan adanya keterbatasan atau rusaknya WC Blue Stage membuat mahasiswa tidak dapat menggunakan fasilitas yang ada.
- Mushola Al Mushlih
Mushola al Mushlih merupakan salah satu fasilitas rusak di FIB. Kerusakan dalam fasilitas musala tersebut selain merusak keindahan tempat ibadah pun dapat membahayakan. Pada musala khusus putra, tempat solat untuk imam dengan atap yang jebol dan kaca di salah satu jendela juga bolong.
Beralih pada musala khusus putri. Mahasiswi pastinya sudah hafal dan terbiasa dengan air yang selalu saja habis ketika sudah menjelang sore. Di mana pada waktu tersebut sebagian mahasiswa masih berkegiatan atau baru saja pulang perkuliahan yang membuat banyak orang memerlukan air untuk sekadar berwudhu atau menuntaskan hajat mereka. Mushola khusus putra pun tidak ada bedanya. Hal ini tentu saja menjadi kendala serius. Rasanya berwudhu di FH hampir menjadi rutinitas tiap ingin melaksanakan ibadah.
Berbicara tentang fasilitas kampus, khususnya FIB, pasti akan ada saja kekurangannya. Sebagian mahasiswa ada yg peduli dan ada yang tak acuh terhadap hal tersebut. Hal ini tentu harus menjadi perhatian besar bagi mahasiswa dan kampus, karena sejatinya kenyamanan belajar juga didorong dengan fasilitas yang mumpuni. Satu semester sudah mahasiswa nikmati pembelajaran dengan sistem luring ini, namun perubahan fasilitas tidak cukup signifikan. Masih banyak fasilitas-fasilitas yang perlu diperbaiki karena terlihat tidak layak. Cobalah sehari berjalan mengitari FIB dan hitung berapa kali menemukan lantai yang bolong, tangga yang rusak, serta atap yang bocor dan hampir roboh.
Kira-kira mengapa permasalahan fasilitas ini tidak ada habisnya, ya? Entah karena kekurangan dana atau ada masalah lain yang tidak diketahui mahasiswa. Fasilitas yang tidak kunjung membaik padahal kuliah luring yang sudah lama berlangsung merupakan salah satu masalah yang tidak hanya mengkhawatirkan, tetapi juga menyebalkan.
Padahal mahasiswa sudah membayar UKT tiap semesternya. Mereka datang ke kampus pasti ingin menikmati suasana kampus yang nyaman, bukan menghadapi kenyataan bahwa kampus yang dipakainya untuk tempat belajar ternyata kurang menyokong kebutuhannya sendiri.
Berbicara mengenai UKT FIB yang memang lebih rendah dibandingkan fakultas-fakultas lain di Unpad merepresentasikan kondisi gedung dan fasilitas yang ada secara nyata. Ini dapat dilihat dari terbatasnya sistem pengairan, kondisi gedung yang sudah tua banyak kerusakan, WC tak terpakai, tempat ibadah yang sama rusaknya. Jika dibandingkan dengan fakultas yang UKT-nya lebih mahal kondisi ini berbanding terbalik. Perbedaannya sungguh terlihat, baik dari segi pengairan yang tidak terhambat dan kondisi gedung layak pakai pun setidaknya ada perbaikan-perbaikan. Setiap melihat perbedaannya dengan gedung fakultas kita tercinta ini, rasanya hati ingin berteriak “Miris!!”
Maka dari itu, tidak perlu kaget melihat kondisi gedung FIB dan fasilitas yang masih begitu-begitu saja pada saat masuk perkuliahan semester genap nanti. Sejatinya walaupun dengan segala keterbatasan fasilitas yang ada dan bisa menghambat aktivitas perkuliahan, gedung-gedung FIB tetap harus dijaga oleh mahasiswa dan masyarakat di dalamnya.