Sekumpulan Raga yang Meringkuk, Sehimpun Puisi Naulia Zahra

Naulia Zahra
901 views
','

' ); } ?>

Sebuah Pilihan #1

Seutas nyawa kini mendekam dalam rahim

Antara menyentuh tawa atau menyentuh mati

Sekumpulan tanda-tanda mulai menyentuh kami

Antara melihat dunia kami atau melingkar dalam dunia-nya sendiri.

Sebuah Pilihan #2

Kedua sosok hadir dalam tatapan suci

Entah mereka akan lari atau mendekap kami

Sedang kami merangkak dalam ruang-ruang sepi

Tanpa-tanda, dan tanpa tanya yang berarti

Kenyataannya, kami sudah lama mati.

Sudah Lama Mati

Pertikaian enggan kami gelar dalam ruangan ini

Namun, isakan-isakan nyeri kami, tak kuasa lagi sembunyi

Kata “mengerti” sudah tak lagi kami pahami

Berkacak pinggang, mengkhianati janji, dan mengingkari mimpi yang pernah kami bangun hati-hati

Kini, ikatan hati kami sudah mati.

Sudah Lama Pergi

Susah payah aku mencari

Sedang kamu berlari ke sana kemari

Tergopoh-gopoh aku kemari, berharap hadirmu mungkin kembali

Barangkali engkau tersesat dalam perjalanan pulang

Aku mencarimu dalam dapur, lemari, dinding, hingga kamar mandi, kamu tetap hilang, tak kembali.

Sekumpulan Angin yang Meringkuk

Wangimu lenyap dari hirupku yang sesak

Perlahan-lahan aku serap namamu dalam nafasku

Barangkali kamu menumpang pada angin yang meringkuk

Barangkali masih tersisa barang-barangmu dibalik bingkai yang mulai berdebu

Kucari kamu, dalam sela-sela jendela

Namun, hari sudah malam, tiraiku sudah waktunya tertutup kembali.

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Lainnya

Inspirasi Budaya Padjadjaran