Oleh Julisa Yarni (Sastra Indonesia 2015)
Kau suguhkan padaku pemantik api
yang membakar gelora rasa
di musim-musim hatiku
Kita pun menari ikuti pancaran cahaya pelangi
Hingga gelombang waktu temukanmu
Kau beranjak perlahan dari pelataran
Aku tahu
Ku kan bermain dengan riak-riak rindu
di sungai panjang penantian
Sempat kutanyakan lagi ke dirimu
Namun ku hanya dapatkan
lirihan dan gumaman
kemudian bisu
Ku tersandung di jalan buntu
Melihat ke kaca retak yang membingkai jendela itu
Aku coba!
Mereka berusaha
Rekatkan lagi kepingan luka
Agar ku berwarna dengan tawa
Mereka hadir angankan sejemput cinta, ku terima
Tapi hati ringkih ini
Entah kenapa terus menggigil dibayangi untaian luka
Maafkan
Kini
Aku pun berjumpa
Dengan jantung yang memompa darah ke seluruh jiwa
Meronakan hari dengan khayal
Ialah sesosok bintang di malam kelamku
Yang entah tahu akan adaku
Di setitik kisaran hidupnya
Kabut pengharapan tipis
Di sebidang tanah kering tandus
Guyurlah dengan hujan
Tuhan
Hadirkan pematut
Di jagad kalbuku