UJIAN DARING

Redaksi Pena Budaya
869 views
','

' ); } ?>
Ilustrasi: NA

Ilustrasi: NA

Ujian menjadi salah satu hal wajib yang diadakan oleh setiap instansi pendidikan, baik Ujian Tengah Semester (UTS), Ujian Akhir Semester (UAS) maupun ujian harian atau yang biasa disebut dengan kuis. Ujian merupakan salah satu kegiatan wajib yang diadakan instansi pendidikan sebagai syarat untuk memenuhi nilai. Ujian bisa disebut juga sebagai proses pengulangan dari materi yang telah diajarkan dosen kepada mahasiwa. Mengingat akan pentingnya nilai, maka tak heran bila saat akan tiba waktu ujian banyak mahasiswa yang giat belajar demi mencapai target nilai yang memuaskan.

Pada zaman yang serba canggih dan praktis seperti sekarang ini, membuat segala sesuatu tidak terlepas dari penggunaan teknologi. Segala hal dapat dengan mudah ditemui melalui teknologi online mulai dari melakukan pencarian, jual beli, bahkan sampai kepada ujian. Sistem ujian online atau yang disebut daring, merupakan sitem ujian yang dilakukan dengan menggunakan internet, seperti Google Forms dan e-mail. Ujian daring tentu memerlukan sinyal internet yang kuat agar dapat mengisi jawaban dengan lancar. Mahasiswa dapat dengan mudah mengakses soal yang diberikan dimanapun dan kapanpun selama terhubung dengan jaringan internet. Beberapa dosen di Unpad telah menggunakan sistem ujian daring ini. Namun efektifkah ujian secara daring?

Ujian daring dilakukan oleh beberapa dosen yang sering kali dianggap mempermudah mahasiswanya dalam melaksanakan proses ujian, karena dosen tahu ujian daring ini lebih disukai mahasiswa ketimbang ujian tulis manual. Namun di balik kelebihan ujian daring ada kekurangan terutama bila ujian daring menggunakan Google Forms, kekurangannya yaitu jumlah karakter jawaban yang dibatasi sehingga membuat mahasiswa tidak leluasa untuk menuangkan seluruh jawabannya, jawaban sebisa mungkin harus singkat jelas dan padat. Kekurangan ujian daring lainnya yaitu, mahasiswa bisa dengan mudah salin-tempel (copypaste) jawaban yang ada di internet, meskipun dosen telah mengingatkan untuk tidak salin-tempel, tetapi ada saja mahasiswa ‘nakal’ yang menggunakan jawaban dari mbah google. Bagi mereka mahasiwa yang ‘apa adanya (jujur)’ tentu menjadi hambatan, karena semaksimal mungkin mereka belajar, namun ada saja temannya yang dengan begitu mudah melakukan salin-tempel pada jawaban.

 

“Ujian daring memudahkan banget mahasiswa, soalnya kita gak perlu datang ke kampus, ngerjain di kosan juga bisa, asal sinyal internetnya manteng.” Ujar Resna, mahasiswa prodi Sastra Indonesia 2015. Menurut dosen sastra Indonesia, Indra Sarathan mengatakan bahwa “Ujian daring dilakukan agar mahasiswa merasa nyaman dalam mengikuti ujian, mereka hanya perlu mengisi soal entah bagaimanapun kondisinya. Saya rasa mereka senang dengan ujian daring ini.”

Ujian daring tergantung bagaimana dosen dan mahasiwa menyikapinya, dan menggunakan ujian daring sebagaimana mestinya.(SK)

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Lainnya

Inspirasi Budaya Padjadjaran