Oleh : Phile
Bau dupa yang menyengat itu,
mampir di setiap sudut kamar.
Lantunan ayat suci,
Sungguh menyayat
dan mengiris hati siapa saja yang mendengarnya.
Tangis yang belum juga reda masih terdengar di luar kamar
Seorang anak kecil ikut menangis melihat orang datang beramai-ramai, mungkin juga ada yang dilihatnya dalam kamar ini
Para wanita masih berpelukan, mungkin sedang bergunjing.
Sungguh benarkah aku melihat ini lagi, Tuhan?
Tuhan,
Siapa manusia ini yang atas kehendak-Mu,
dia tetap mendapat kehinaan?
Siapa dia, Tuhan?
yang atas kehendak-Mu, sampai akhir hidupnya tetap mendapat gunjingan.
Tuhan,
bukankah sampai akhir hidupnya pun manusia patut dimanusiakan?
Lalu mengapa orang-orang menghindar ketakutan? Seolah manusia ini memang pantas terhina.
Aku yang tak berdaya ini duduk di ujung kaki manusia yang
dingin, kaku, dan terbujur melintang dalam kamar.